Fenomena Langit September, Hari Tanpa Bayangan-Hujan Meteor

CNN Indonesia
Kamis, 02 Sep 2021 07:45 WIB
Ilustrasi. LAPAN membeberkan daftar fenomena langit September 2021, mulai dari hari tanpa bayangan, hujan meteor, apogee, dan berbagai peristiwa konjungsi.(AP/Markus Schreiber)
Jakarta, CNN Indonesia --

Selama September 2021 akan ada sederet fenomena langit, yang dapat disaksikan di langit Indonesia. Beberapa fenomena itu dapat disaksikan menggunakan mata telanjang, di antaranya hujan meteor Aurigid.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN) membeberkan sejumlah fenomenanya, yang dapat disaksikan mulai 1 September. Berikut rangkuman fenomena yang dapat disaksikan di langit Indonesia.

Puncak Hujan Meteor Aurigid

Fenomena puncak hujan meteor Aurigid dapat disaksikan pada 1 September 2021. Aurigid adalah hujan meteor yang titik radiannya ada di arah konstelasi Auriga, yang berdekatan dengan konstelasi Taurus.

Meteor itu terbentuk dari sisa debu komet Kiess (C/1911 N1) yang melintasi ekliptika. Hujan meteor itu sempat teramati empat kali dalam satu abad terakhir, yakni pada 1935, 1986, 1994 dan pada 2007.

Hujan meteor Aurigid pertama kali diamati oleh Cuno Hoffmeister dan A Teichgraeber pada 31 Agustus 1935 malam.

LAPAN menjelaskan bahwa sebenarnya hujan meteor itu sudah aktif sejak 28 Agustus, dan akan berakhir pada 5 September mendatang. Intensitas meteor maksimum terjadi pada 1 September 2021 pukul 10.00 WIB/ 11. WITA/12.00 WIT. Sehingga dapat disaksikan sejak pukul 01.30 hingga 05.30 waktu setempat, dari arah Timur Laut hingga Utara-Timur Laut.

Intensitas meteor maksimum saat titik radiannya berada di zenit sebesar 6 meteor per jam. Mengingat ketinggian titik radian tertingginya di Indonesia berkisar 31 - 48 derajat, maka intensitas maksimumnya 3 sampai 4 meteor per jam. Sedangkan kecepatan diprediksi 237 ribu kilometer per jam.

Meteor ini bisa disaksikan menggunakan mata telanjang selama cuaca cerah, langit bersih, bebas polusi cahaya dan penghalang yang menghalangi medan pandang.

Konjungsi Bulan Pollux

Pollux merupakan bintang utama di konstelasi Gemini. Bintang ini berkonjungsi dengan Bulan, puncaknya terjadi pada 3 September 2021 pukul 11.04 WIB/ 12.04 WITA/13.04WIT, dan dapat disaksikan dengan mata telanjang.

Namun demikian fenomena ini sudah bisa disaksikan sejak pukul 03.00 hingga 05.30 waktu setempat, dari arah timur laut dengan sudut pisah 4,3 sampai 3,7 derajat. Bulan berfase sabit akhir dengan iluminasi 18,1 hingga 17,5 persen, sedangkan Pollux bermagnitudo +1,15.

Konjungsi Venus-Spica

Spica merupakan bintang utama di konstelasi Virgo. Bintang ini berkonjungsi dengan Venus, puncaknya terjadi pada 6 September 2021 pukul 03.53 WIB/ 04.53 WITA/ 05.53 WIT, dengan sudut pisah antara 1,6 derajat.

Meski begitu, fenomena ini sudah dapat disaksikan pada 5 September 2021 sejak pukul 18.30 hingga 20.30 waktu setempat, dan dapat menyaksikan dari arah, tanpa alat bantu penglihatan.

Lebih lanjut LAPAN menjelaskan bahwa kecerlangan Venus sebesar -4,05 sedangkan Spica bermagnitudo +0,95.

Hari Tanpa Bayangan dan Fase Bulan Baru


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :