Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN) membeberkan wilayah di Indonesia yang akan mengalami hari tanpa bayangan pada 6 September hingga 21 Oktober 2021.
Tanggal ini berbeda di setiap kota dan kabupaten di Indonesia, sesuai dengan letak lintang kota dan kabupaten tersebut.
Fenomena ini terjadi ketika Matahari berada tepat di atas Indonesia, dan hasilnya tidak ada bayangan yang terbentuk oleh benda tegak tak berongga saat tengah hari. Hal itulah yang disebut sebagai hari tanpa bayangan Matahari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peneliti Pusat Sains Antariksa LAPAN, Andi Pangerang menjelaskan fenomena langit tanpa bayangan berlangsung dua kali setahun di Indonesia. Peristiewa pertama sudah terjadi sejak akhir Februari hingga awal April lalu.
![]() |
Fenomena fase bulan baru juga disebut konjungsi solar Bulan merupakan konfigurasi ketika Bulan terletak di antara Matahari dan Bumi yang segaris dengan Matahari dan Bumi.
Mengingat orbit Bulan yang membentuk sudut 5,1 derajat terharap ekliptika, bayangan Bulan tidak selalu jatuh di permukaan Bumi ketika fase Bulan baru. Sehingga setiap fase Bulan baru tidak selalu beriringan dengan gerhana Matahari.
Fase Bulan Baru kali ini terjadi pada 7 September pukul 07.51 WIB/08.51 WITA/09.51 WIT, dengan jarak 377.022 kilometer dari Bumi, dan terletak di konstelasi Leo. Namun sayangnya, fenomena ini hanya dapat disaksikan menggunakan alat bantu penglihatan.
Kondisi langit pada 7 September tengah malam, Saturnus dan Jupiter masih bertengger di ufuk tinggi, di arah Barat-Barat Daya. Saturnus terbenam pukul 04.00 dan Jupiter menyusul terbenam satu jam kemudian.
Sementara itu ketinggian Bulan di Indonesia ketika terbenam Matahari bervariasi antara 5,57 derajat dengan sudut elongasi terhadap Matahari bervariasi antara 5,57 hingga 6,61 derajat.
Sedangkan Mars, berada di ufuk rendah arah barat ketika 20 menit setelah Matahari terbenam den terlihat selama 15 menit. Di waktu dan arah yang sama, Merkurius disebut bertengger cukup tinggi selama 75 menit.
Venus berada di arah Barat-Barat Daya bersama Spica dan berada di atas ufuk selama 135 menit.