Kata Ahli Soal Cara Aneh Runtuh Gedung Kembar WTC Akibat 9/11

CNN Indonesia
Sabtu, 11 Sep 2021 11:35 WIB
Ahli buka suara soal teori konspirasi yang beredar seputar cara aneh keruntuhan gedung kembar WTC saat serangan 9/11.
Ahli buka suara soal teori konspirasi yang beredar seputar cara aneh keruntuhan gedung kembar WTC saat serangan 9/11. (AFP PHOTO / HENNY RAY ABRAMS)
Jakarta, CNN Indonesia --

Serangan 9/11 yang menyerang menara kembar di World Trade Center (WTC) sempat menjadi perdebatan soal keanehan dari runtuhnya tiga gedung yang ada di kawasan itu.

Pasalnya, mereka tak yakin hanya akibat tabrakan pesawat bisa meruntuhkan dua menara (Menara Kembar WTC 1 dan 2) itu dalam sekejap. Apalagi ketika gedung ketiga yang disebut WTC 7 tiba-tiba runtuh dengan sendirinya tujuh jam setelah keruntuhan menara kembar.

Hal ini lantas memancing spekulasi para ahli teori konspirasi yang menyebut gedung-gedung WTC telah dipasangi kabel dengan bahan peledak terlebih dahulu. Sehingga ketiga menara itu bisa langsung diratakan dengan serangkaian penghancuran terkontrol.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keruntuhan WTC 7 yang tiba-tiba pun makin menguatkan mereka yang percaya bahwa hal itu adalah bukti utama bahwa pemerintah AS mengatur atau bersekongkol dalam serangan 9/11.

Pasalnya, tidak ada pesawat yang menabrak gedung WTC 7 itu. Selain itu, dari luar gedung itu secara umum menunjukkan tanda kerusakan yang signifikan. Namun, pada pukul 17.20, 7 jam setelah keruntuhan menara kembar, gedung ini runtuh tiba-tiba.

WTC 7 sendiri adalah gedung yang lebih pendek yang ada di dekat menara kembar dan digunakan sebagai kantor kantor intelejen CIA dan pasukan pengamanan presiden dan wakil presiden ASSecret Service.

Sehingga, mereka yang percaya dengan teori konspirasi itu mengklaim bahwa bangunan itu memang sengaja dihancurkan dalam pembongkaran terkontrol untuk menghilangkan bukti keterlibatan pemerintah AS dalam serangan teroris, seperti dilansir dari Popular Mechanics.



Soal runtuhnya menara kembar

Namun Ilmuwan senior, Christian Simensen, dari SINTEF Materials and Chemistry, memaparkan teori alternatif berdasarkan fisika material tentang apa yang terjadi di menara ketika mereka diserang oleh pesawat.

SINTEF adalah institusi yang meneliti struktur material dan teknologi nano yang salah satunya digunakan untuk material bangunan yang berbasis di Norwegia.

Menurut Simensen, ledakan akibat tabrakan pesawat, sangat memungkinkan untuk menghancurkan gedung kembar itu. Sebab, ledakan menghancurkan bagian struktur dalam bangunan dan menyebabkan lantai paling atas dari bangunan jatuh dan menghancurkan bagian bawah.

"Dengan kata lain, saya percaya bahwa ini adalah ledakan yang didengar oleh orang-orang di sekitarnya dan sejak itu menghidupkan teori konspirasi bahwa bahan peledak telah ditempatkan di gedung pencakar langit," katanya.

Menurut teori yang dikemukakan oleh ilmuwan material SINTEF, campuran air dari sistem sprinkler dan aluminium cair dari lambung pesawat yang meleleh menciptakan ledakan yang menyebabkan runtuhnya Twin Tower World Trade Center (WTC) di Manhattan.

Ilmuwan material SINTEF mengemukakan teori bahwa campuran air dari sistem penyiram kebakaran (sprinkler) dan aluminium cair dari lambung pesawat yang meleleh menciptakan ledakan yang menyebabkan runtuhnya Twin Tower di Manhattan, Amerika Serikat.

Tepat sebelum dua gedung pencakar langit New York runtuh pada 11 September 2001, ledakan kuat di dalam gedung terdengar cukup kuat, membuat banyak orang percaya bahwa balok baja yang terlalu panas di gedung itu bukanlah penyebab keruntuhan.

Imbas Tabrakan Terhadap Bangunan dan Alasan Keruntuhan

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER