Pakar Soroti Ironi Kematian Covid-19 dan Flu Spanyol di AS

CNN Indonesia
Kamis, 23 Sep 2021 23:03 WIB
Epidemiolog Dicky Budiman, menyoroti ironi tingkat kematian pandemi Covid-19 di AS padahal fasilitas memadai ketimbang Flu Spanyol 1918.
Pemakaman korban Covid-19 di New York, Amerika Serikat. (AP/David Goldman)

Melihat kasus di AS, Dicky mengatakan hal itu harus menjadi pelajaran bagi Indonesia. Menurut dia di tengah situasi saat ini masyarakat dan pemerintah harus meningkatkan kualitas dari manajemen data dan kualitas respon pandemi itu sendiri.

Epidemiolog dari Sekolah Kesehatan Masyarakat T.H. Chan, Harvard, Stephen Kissler, menyebut Covid-19 membunuh lebih banyak warga Amerika Serikat dibandingkan Flu Spanyol 1918.

Universitas Johns Hopkins memaparkan sampai saat ini lebih dari 675 ribu warga Negeri Paman Sam meninggal akibat Covid-19. Angka ini melebihi perkiraan korban tewas akibat Flu Spanyol pada 1918 di negara itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika Anda berbicara dengan saya pada 2019, saya akan mengatakan bahwa saya terkejut," kata Kissler seperti dikutip dari CNN.

"Tetapi jika Anda berbicara dengan saya pada April atau Mei 2020, saya akan mengatakan tidak akan terkejut kami mencapai titik ini," ujar Kissler.

"Banyak kesalahan yang pasti kami lakukan pada tahun 1918, kami berharap kami tidak akan jatuh pada 2020. Kita telah jatuh," kata Kissler.

Walaupun jumlah kematian akibat Covid-19 lebih tinggi, Kissler menilai pandemi 1918 masih membunuh lebih banyak masyarakat AS. Penyebabnya, populasi AS saat ini lebih tinggi tiga kali lipat dibandingkan pada 1918.

Kissler juga menyampaikan, banyaknya warga AS yang meninggal akibat pandemi 1918 terjadi salah satunya karena tidak tersedianya vaksin saat itu.

Sedangkan saat ini, vaksin Covid 19 tersedia di berbagai penjuru. Namun, jutaan penduduk AS yang memenuhi syarat belum divaksinasi.

(mrh/ayp)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER