Meskipun jumlah infeksinya rendah, mantan professor Sekolah Kedokteran Harvard, William A. Haseltine, mengatakan mutasi baru yang ditemukan pada varian R.1 juga bisa menyebar lebih mudah.
Haseltine mengatakan lima variasi yang ditemukan di R.1 dapat menyebabkan peningkatan resistensi terhadap antibodi.
Hal tersebut berarti bisa membuat varian mutasi itu lebih baik dalam menghindari antibodi yang dibuat oleh vaksin dan pada mereka yang sudah terinfeksi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dilansir Newsweek, varian R.1 mengandung mutasi W152L di wilayah protein lonjakan yang merupakan target antibodi yang dapat mengurangi efektivitasnya. Mutasi W152L juga hadir dalam varian kecil dari strain Delta yang terdeteksi di India.
R.1 juga berbagi mutasi dengan varian lain, yaitu C241U, NSP12: P323L dan D614G. D614G menyebabkan peningkatan infeksi sementara tidak diketahui apa efek dari dua lainnya. Ketiga mutasi telah terdeteksi pada galur yang menggantikan galur asli Wuhan.
Menurut Redondo, cara terbaik untuk menjaga diri dari varian Delta, R.1, atau jenis SARS-Cov-2 apa pun adalah dengan vaksinasi lengkap dan terus mempraktikkan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker di tempat umum.
Melindungi diri dari infeksi juga merupakan metode paling efektif untuk menghentikan virus agar tidak terus bermutasi.
(mrh/ayp)