Planetarium Riwayatmu: Main Bola hingga Teleskop Uzur

CNN Indonesia
Minggu, 03 Okt 2021 16:00 WIB
Planetarium Jakarta adalah salah satu ikon dari kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM) di Cikini.
Planetarium Jakarta adalah salah satu ikon dari kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM) di Cikini. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Akhirnya setelah gedung planetarium dan pemasangan proyektor serta perlengkapan lainnya berhasil diselesaikan, pada tanggal 20 November 1968 diresmikanlah Planetarium dan Observatorium Jakarta.

Selang beberapa bulan sejak peresmiannya, Planetarium Jakarta menggelar pertunjukan perdananya, tepatnya pada tanggal 1 Maret 1969 -tanggal yang kemudian ditetapkan sebagai tanggal jadi Planetarium Jakarta.

Selain proyektor utama dari Jerman, di ruang pertunjukan terpasang 89 buah proyektor efek khusus, satu unit pengontrol elektronik, satu perangkat audio visual (video, laser disc, kaset audio dan pengeras suara).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Teleskop uzur

Sejak awal sekitar tahun 1964 Planetarium ini memiliki teleskop Coude yang digunakan untuk pengamatan dan pemotretan Matahari. Pengunjung boleh juga mengamat dengan teleskop tersebut.

Sekitar tahun 1982 Bapak Darsa Soekartadiredja mengusulkan pembelian teleskop portable kecil kepada Pemda DKI Jakarta. Teleskop ini akan dipergunakan untuk pengamatan di luar kota Jakarta dalam peristiwa Gerhana Matahari Total, yang sebelumnya telah diperkirakan akan terjadi pada bulan Juni tahun 1983. 

Pada tahun 1994 Pemda DKI Jakarta akhirnya menyetujui pembelian teropong bintang bergaris tengah 31cm. Teropong bintang ini digunakan untuk mengganti teropong yang kecil dan sudah tua. 

Pada tahun 1996 Badan Pengelola Planetarium dan Observatorium Jakarta melakukan pemutakhiran peralatan pertunjukan. Proyektor pertama Planetarium Jakarta yang telah bekerja selama 27 tahun itu digantikan dengan proyektor Planetarium generasi terbaru dari Pabrik Carl Zeiss. 

Sepanjang Widya meniti karir, dia menjadi saksi bagaimana Planetarium mengarungi zaman sejak awal dibangun pada 1964.

Contohnya alat peraga di ruang pertunjukan. Perangkat yang mulanya merupakan proyektor analog lantas diperbarui dengan mekanisme komputerisasi pada 1996, dan prosesnya memakan waktu hingga dua tahun.

Pembaruan perangkat itu menurut dia diharapkan membuat pengunjung lebih terkesan.

"Kalau dulu kalau kalau jeli melihatnya semua putih bintangnya. Kalau yang tahun 1998 kita bisa lihat bintang ya kalau ada merah ya berwarna merah, lebih variatif. Sekarang bisa berkelap kelip. Merubah banyak. Bintang itu bisa dibuat secara individual," ujar Widya.

Bahkan menurut Widya perangkat itu memiliki skala presisi yang tinggi, karena tersambung dengan program astronomi yang asli.

Planetarium juga mempunyai observatorium yang menyimpan tiga teropong bintang buat mengamati fenomena langit saat kemarau, atau jika ada momen tertentu.

Akan tetapi, dari tiga teropong bintang itu, hanya satu yang masih laik digunakan.

"Kalau yang intinya ada tiga, tapi satu sudah kurang efektif karena cacat dudukanya, kemudian yang satu namanya teleskop kan harus diarahin ya, pengarahnya itu agak meleset," ujar Widya.

Buat menambal kekurangan itu, Planetarium menyediakan lebih dari sepuluh teropong yang bisa dibongkar pasang buat digunakan oleh pengunjung.

"Itu (teleskop) sudah lama (usianya), udah rata-rata di atas 30 tahun," katanya.Widya tidak menampik beberapa teleskop permanen yang ada di Planetarium terbilang uzur, walau ada yang diperbarui.

Lebih Kritis

Sebagai seorang penceramah yang bekerja di Planetarium sejak 1992, Widya sudah kenyang menghadapi berbagai polah pengunjung.

Widya mengatakan para pengunjung Planetarium saat ini kerap melontarkan pertanyaan kritis karena arus informasi sudah sangat terbuka, baik lewat internet maupun media massa cetak.

"Mereka sudah banyak belajar dari ragam media seperti internet. Jadi ketika ke sini rasa penasaran mungkin sama, tapi makin banyak pertanyaan karena saking banyaknya info-info yang beredar," ujarnya.

(can/ayp/eks)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER