3 Kota Suhu Tertinggi di RI Oktober, Bukan Gelombang Panas

CNN Indonesia
Selasa, 19 Okt 2021 07:51 WIB
Ilustrasi. BMKG ungkap 3 kota dengan suhu tertinggi di Indonesia pada Oktober yang bukan disebabkan oleh gelombang panas. (REUTERS/JENNIFER GAUTHIER)
Jakarta, CNN Indonesia --

Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan sejumlah wilayah di Indonesia memang mengalami suhu panas pada Oktober bahkan hingga 38,4 derajat Celcius di Manado, namun bukan akibat gelombang panas.

Sebelumnya beredar pesan berantai di media sosial dan whatsapp terkait suhu panas yang belakangan terjadi di wilayah Indonesia, lalu mengaitkan keadaan tersebut dengan fenomena gelombang panas.

Namun BMKG menjelaskan penyebab suhu panas yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia bukan disebabkan oleh gelombang panas. Melainkan imbas posisi Matahari yang pada Oktober tepat di atas sejumlah wilayah Indonesia serta pengaruh siklon tropis Kompasu.

"Berita yang beredar ini tentu tidak tepat dan tidak benar (hoax), karena kondisi suhu panas dan terik saat ini tidak bisa dikatakan sebagai gelombang panas," kata Plt. Deputi Bidang Klimatologi Urip Haryoko lewat laman resmi BMKG.

Berdasarkan data BMKG, berikut daftar 3 kota terpanas di Indonesia pada Oktober seperti dikutip dari akun resmi Instagram:

1. Manado (Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi) menjadi kota dengan suhu terpanas mencapai 38,4 derajat Celcius pada 5 Oktober 2021.

2. Majalengka (Stasiun Meteorologi Kertajati) menjadi kota dengan suhu terpanas mencapai 37,6 derajat Celcius pada 10 Oktober 2021.

3. Banda Aceh (Stasiun Meteorologi Sultan Iskandar Muda) menjadi kota dengan suhu terpanas mencapai 37,2 derajat Celcius pada 5 Oktober 2021.

Sebab suhu panas

Kemudian Urip menjelaskan suhu maksimum yang meningkat di beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke belakang bisa disebabkan oleh dua hal yaitu posisi Matahari tepat di atas sejumlah wilayah RI dan tutupan awan yang lebih sedikit pengaruh dari siklon tropis Kompasu.

Soal Matahari yang berada tepat di atas sejumlah wilayah Indonesia ini disebabkan oleh gerak semu tahunan Matahari. Sebab, pada September hingga April, posisi semu Matahari tengah dalam perjalannya menuju posisi 23 lintang selatan. Hal ini menyebabkan musim dingin di belahan Bumi utara dan musim panas di belahan Bumi selatan. Sementara di Indonesia pergerakan ini menyebabkan musim hujan.

"Setelah meninggalkan ekuator. Posisi semu Matahari di atas Pulau Jawa akan terjadi 2 kali yaitu di bulan September/Oktober dan Februari/Maret, sehingga puncak suhu maksimum terasa di wilayah Jawa hingga NTT terjadi di seputar bulan-bulan tersebut," papar Urip.

Siklon Tropis Kompasu dan Penjelasan Gelombang Panas


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :