Jakarta, CNN Indonesia --
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab terjadinya hujan lebat yang mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah di Indonesia pekan lalu.
Prakirawan BMKG, Riefda Novikarny mengatakan pada sepekan terakhir beberapa wilayah di Indonesia diguyur hujan dengan intensitas yang tinggi. Pihaknya mencatat selama enam hari lalu, rata-rata curah hujan di atas 50mm per 24 jam.
"Sepekan terakhir sebagian wilayah di Indonesia diguyur hujan dengan intensitas yang tinggi. Di antaranya pada wilayah Jabodetabek. BMKG mencatat selama enam hari ke belakang curah hujan dengan intensitas di atas 50mm per 24 jam terjadi," ujar Riefda lewat unggahan di Instagram BMKG, Sabtu (6/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Riefda mengatakan saat ini secara klimatologis sekitar 21 persen wilayah Indonesia sudah masuk periode musim penghujan. Di antaranya sebagian wilayah Sumatera, Kalimantan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Sulawesi Tengah, Maluku dan Papua.
Ia menyebut peluang kejadian hujan intensitas tinggi di Indonesia lebih besar di periode musim hujan ini. Lantaran prediksi intensitas hujan tinggi, bencana hidrometeorologi bisa terjadi. Hal itu disebut Riefda karena durasi hujan yang lama dan disertai dengan frekuensi hujan yang terbilang sering.
Sehingga, BMKG mengingatkan warga waspada dengan berbagai bencana hidrometeorologi seperti banjir hingga tanah longsor.
"Dalam menghadapi periode musim penghujan masyarakat diharapkan tetap tenang dan tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometereologi seperti genangan, banjir, khususnya masyarakat yang tinggal dan berada di daerah bencana rawan hidrometereologi," tuturnya.
1. Hujan lebat akibat La Nina
Dia menjelaskan beberapa faktor yang menjadi pemicu tingginya intensitas hujan di Indonesia. Beberapa badan meteorologi dunia menyimpulkan adanya fenomena La nina dalam kategori lemah.
"Ada beberapa faktor yang menjadi pemicu pertumbuhan awan hujan menjadi intensif di Indonesia, antara lain pada skala global dari beberapa badan meteorologi dunia menyimpulkan adanya fenomena La nina dalam kategori lemah," ujarnya.
[Gambas:Video CNN]
2. Peningkatan suhu permukaan laut
Di sisi lain juga terjadi peningkatan suhu permukaan laut, dibandingkan dengan suhu normalnya. Temuan peningkatan itu disebut Riefda berada di sisi barat, yaitu pada sisi kepulauan Indonesia.
Ia mengatakan suhu permukaan laut di wilayah Indonesia menghangat pada kisaran 28-31,8 derajat Celcius dengan anomali 0 sampai 5 derajat. Hal itu menyebabkan penguapan dan penambahan masa uap air yang cukup tinggi di wilayah Indonesia yang berbatasan dengan Samudera Pasifik barat.
Riefda mengatakan Indian Ocean Dipole (IOD) menunjukkan nilai yang signifikan dengan batas normal kurang lebih 0,4. Hal itu menunjukkan adanya aktivitas pertumbuhan awan di Indonesia di bagian barat.
Pertumbuhan awan itu disebut Riefda signifikan dari indikasi adanya pergerakan suplai air basah, dari wilayah samudra Hindia timur Afrika, ke wilayah perairan barat Sumatera.
Sebagai informasi IOD didefinisikan sebagai perbedaan suhu permukaan laut antara dua wilayah, yaitu di Laut Arab (Samudera Hindia bagian barat) dan Samudera Hindia bagian timur di selatan Indonesia, seperti dijelaskan laman BMKG.
3. Perubahan pola angin
Lebih lanjut Riefda menjelaskan tingginya curah hujan di sebagian wilayah Indonesia disebut pengaruh dari perubahan pola angin.
Perubahan itu sebagai indikasi akan dimulainya monsun asia, yaitu aliran massa udara dari Samudra Pasifik yang mulai masuk wilayah Indonesia dan bertemu dengan aliran masa udara dari Samudra Hindia.
"Sehingga, membentuk adanya belokan dan perlambatan kecepatan angin yang dapat mendapatkan pola konvektifitas, terutama di wilayah Sumatera dan Jawa bagian barat, dan membentuk gugusan awan konvektif di wilayah tersebut," tutur Riefda.
4.Kondisi kelembaban udara yang relatif tinggi
Selain itu Riefda juga menjelaskan adanya faktor tingginya kondisi kelembaban udara di wilayah Indonesia. Ia menjelaskan jika diamati menggunakan citra satelit untuk kanal uap air, terlihat adanya peningkatan udara lembab hampir di seluruh Indonesia.
"Jika diamati dari citra satelit untuk kanal uap air terlihat peningkatan udara lembab hampir ada di seluruh Indonesia," kata Riefda.
Dia mengatakan peningkatan kelembaban itu akan memudahkan terbentuknya awan sehingga membuat intensitas curah hujan meningkat.
Dengan meningkatnya intensitas curah hujan di tanah air, BMKG mengimbau masyarakat tetap tenang dan waspada akan terjadinya bencana hidrometeorologi seperti genangan dan banjir, khususnya yang berada di rawan bencana.
[Gambas:Instagram]
[Gambas:Video CNN]