Di sisi lain juga terjadi peningkatan suhu permukaan laut, dibandingkan dengan suhu normalnya. Temuan peningkatan itu disebut Riefda berada di sisi barat, yaitu pada sisi kepulauan Indonesia.
Ia mengatakan suhu permukaan laut di wilayah Indonesia menghangat pada kisaran 28-31,8 derajat Celcius dengan anomali 0 sampai 5 derajat. Hal itu menyebabkan penguapan dan penambahan masa uap air yang cukup tinggi di wilayah Indonesia yang berbatasan dengan Samudera Pasifik barat.
Riefda mengatakan Indian Ocean Dipole (IOD) menunjukkan nilai yang signifikan dengan batas normal kurang lebih 0,4. Hal itu menunjukkan adanya aktivitas pertumbuhan awan di Indonesia di bagian barat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertumbuhan awan itu disebut Riefda signifikan dari indikasi adanya pergerakan suplai air basah, dari wilayah samudra Hindia timur Afrika, ke wilayah perairan barat Sumatera.
Sebagai informasi IOD didefinisikan sebagai perbedaan suhu permukaan laut antara dua wilayah, yaitu di Laut Arab (Samudera Hindia bagian barat) dan Samudera Hindia bagian timur di selatan Indonesia, seperti dijelaskan laman BMKG.
Lebih lanjut Riefda menjelaskan tingginya curah hujan di sebagian wilayah Indonesia disebut pengaruh dari perubahan pola angin.
Perubahan itu sebagai indikasi akan dimulainya monsun asia, yaitu aliran massa udara dari Samudra Pasifik yang mulai masuk wilayah Indonesia dan bertemu dengan aliran masa udara dari Samudra Hindia.
"Sehingga, membentuk adanya belokan dan perlambatan kecepatan angin yang dapat mendapatkan pola konvektifitas, terutama di wilayah Sumatera dan Jawa bagian barat, dan membentuk gugusan awan konvektif di wilayah tersebut," tutur Riefda.
Selain itu Riefda juga menjelaskan adanya faktor tingginya kondisi kelembaban udara di wilayah Indonesia. Ia menjelaskan jika diamati menggunakan citra satelit untuk kanal uap air, terlihat adanya peningkatan udara lembab hampir di seluruh Indonesia.
"Jika diamati dari citra satelit untuk kanal uap air terlihat peningkatan udara lembab hampir ada di seluruh Indonesia," kata Riefda.
Dia mengatakan peningkatan kelembaban itu akan memudahkan terbentuknya awan sehingga membuat intensitas curah hujan meningkat.
Dengan meningkatnya intensitas curah hujan di tanah air, BMKG mengimbau masyarakat tetap tenang dan waspada akan terjadinya bencana hidrometeorologi seperti genangan dan banjir, khususnya yang berada di rawan bencana.