Ahli Beberkan Alasan Mutasi Varian Omicron Tak Lebih Bahaya dari Delta
Gejala yang disebabkan virus Corona varian Omicron sejauh ini disebut lebih ringan dari Delta. Hal tersebut kemungkinan karena Omicron tidak terlalu baik dalam menginfeksi sel.
"Kami berspekulasi bahwa semakin efisien virus menginfeksi sel kami, semakin parah penyakitnya," ujar Ravindra Gupta, seorang profesor mikrobiologi klinis di Cambridge Institute for Therapeutic Immunology and Infectious Diseases dalam sebuah pernyataan.
"Fakta bahwa Omicron tidak begitu baik dalam memasuki sel paru-paru dan menyebabkan lebih sedikit sel yang menyatu dengan tingkat infeksi yang lebih rendah di laboratorium menunjukkan varian baru ini dapat menyebabkan penyakit terkait paru-paru yang kurang parah," tambahnya.
Tak Mahir Menyusup ke Paru-paru
Menurut studi yang dilakukan Gupta, varian Omicron dari SARS-CoV-2 disebut kurang efisien dalam menyusup ke paru-paru dan menyebar dari sel ke sel, dibandingkan dengan varian lain.
Hal tersebut mungkin dapat membantu menjelaskan mengapa beberapa data penyebaran awal dari negara-negara seperti Afrika Selatan dan Inggris menunjukkan bahwa varian tersebut menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah.
Menurut studi yang baru diunggah pada Selasa (21/12) di database pracetak bioRxiv ini, meski Omicron mungkin tidak menyerang sel paru-paru secara efisien, varian ini diketahui dapat menghindari sebagian besar antibodi yang dibuat oleh individu yang mendapatkan vaksinasi penuh.
Kemudian serupa dengan penelitian lain, tim peneliti menunjukkan bahwa booster dari vaksin Pfizer dapat secara signifikan meningkatkan kekuatan antibodi orang yang divaksinasi.
"Meskipun kami masih kira akan ada penurunan kekebalan yang terjadi dari waktu ke waktu," kata Gupta.
Penelitian ini belum ditinjau oleh sejawat atau diterbitkan dalam jurnal ilmiah, tetapi temuan tersebut mengisyaratkan bahwa mutasi Omicron menghadirkan pedang bermata ganda.
"Mutasi Omicron menghadirkan virus dengan pedang bermata dua: ia menjadi lebih baik dalam menghindari sistem kekebalan, tetapi mungkin telah kehilangan sebagian dari kemampuannya menyebabkan penyakit parah," kata Gupta.
Meski demikian, para peneliti masih perlu memastikan bahwa hasil dari eksperimen di laboratorium ini cocok dengan apa yang terjadi pada pasien manusia, dan bahwa mutasi Omicron benar-benar mempengaruhi tingkat keparahan infeksi.
Dilansir dari NPR, data dari Afrika Selatan, Inggris dan negara-negara lain menunjukkan bahwa infeksi Omicron mungkin kurang parah, tetapi tingkat latar belakang kekebalan dari infeksi alami dan vaksinasi membuat hasil ini sulit untuk ditafsirkan.
Lanjut ke halaman berikutnya..