10 Fenomena Antariksa Sepanjang 2022

CNN Indonesia
Rabu, 05 Jan 2022 06:50 WIB
Sejumlah fenomena antariksa akan terjadi dan sebagian dapat disaksikan di Bumi sepanjang 2022.
Ilustrasi. Sejumlah fenomena antariksa akan terjadi dan sebagian dapat disaksikan di Bumi sepanjang 2022. (Foto: CNN Indonesia/Adi Maulana Ibrahim)

8. Puncak Hujan Meteor Perseid  (13-14 Agustus)

Perseid adalah fenomena hujan meteor yang titik radiannya berasal dari konstelasi Perseus. Intensitas maksimum hujan meteor ini adalah sebesar 100 meteor per jam.

Dengan ketinggian maksimum titik radian di Indonesia yang bervariasi antara 20,9 derajat hingga 37,8 derajat, intensitasnya berkurang menjadi 36 meteor per jam, hingga 61 meteor per jam.

Titik radian Perseid terbit dari arah Timur Laut antara pukul 23.00 malam sebelumnya hingga pukul 01.00 waktu setempat. Perseid dapat disaksikan hingga 25 menit sebelum Matahari terbit ketika titik radiannya berkulminasi di arah Utara. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perseid bersumber dari sisa debu komet 109P/Swifts-Tuttle. Kecepatan meteor pada hujan meteor Perseid ini dapat mencapai 212.400 km per jam. 

Perseid tetap dapat diamati tanpa alat bantu optik. Pastikan cuaca di lokasi pengelihatan cerah, bebas dari penghalang di sekitar medan pandang, dan bebas dari polusi cahaya.

9. Gerhana Bulan Total (8 November)

Gerhana Bulan Total adalah fenomena astronomis ketika seluruh permukaan Bulan memasuki bayangan inti (umbra) Bumi. 

Hal ini disebabkan oleh konfigurasi antara Bulan, Bumi dan Matahari membentuk sebuah garis lurus. Selain itu, Bulan berada di dekat titik simpul orbit Bulan, yakni perpotongan antara ekliptika dengan orbit Bulan. 

Gerhana Bulan Total terjadi pada fase Bulan Purnama, akan tetapi tidak semua fase Bulan Purnama dapat mengalami Gerhana Bulan. 

Orbit Bulan yang miring 5,1 derajat terhadap ekliptika dan waktu yang ditempuh Bulan untuk kembali ke simpul yang sama lebih pendek 2,2 hari dibandingkan dengan waktu yang ditempuh Bulan agar konfigurasinya dengan Bumi dan Matahari membentuk satu garis lurus. 

Bulan tidak selalu berada di bidang ekliptika ketika Purnama berlangsung. Gerhana Bulan Total kali ini terjadi pada 8 November 2022 dengan durasi total selama 1 jam 24 menit 58 detik dan durasi umbral (sebagian + total) selama 3 jam 39 menit 50 detik. 

Gerhana ini termasuk dalam gerhana ke-20 dari 72 gerhana dalam Seri Saros 136 (1680-2960). Saat Bulan memasuki umbra, warna umbra cenderung hitam.

10. Puncak Hujan Meteor Geminid (14-15 Desember)

Geminid merupakan fenomena hujan meteor yang titik radianya berasal dari konstelasi Gemini. Intensitas maksimum hujan meteor ini sebesar 120 meteor per jam. Sehingga, dengan ketinggian maksimum titik radian di Indonesia yang bervariasi antara Pulau Sabang hingga Rote intensitasnya berkurang.

Geminid bersumber dari sisa debu asteroid 3200 Phaethon. Kecepatan meteor pada Geminid dapat mencapai 126.000 km per jam. 

Terdapat interferensi cahaya Bulan berfase Benjol Akhir yang terbit di arah Timur Laut saat titik radian Geminid berada di ketinggian 30 persen di arah yang sama, sehingga dapat mengganggu pengamatan Geminid. 

Meskipun demikian, Geminid tetap dapat diamati tanpa alat bantu optik. Pastikan cuaca di tempat Sobat cerah, bebas dari penghalang di sekitar medan pandang, dan bebas dari polusi cahaya untuk menyaksikan fenomena tersebut.

(can/fjr)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2 3
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER