Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani mengatakan pihaknya akan melakukan pemasangan alat seismik untuk gunung api bawah laut Banua Wuhu.
"Untuk Banua Wuhu alatnya akan dipasang tahun ini," kata Andiani kepada CNNIndonesia.com melalui pesan teks, Selasa (18/1).
"[Alat yang dipasang nanti] alat seismik," tambahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari enam gunung berapi bawah laut yang ada saat ini, Andiani mengatakan baru satu gunung yang terpantau.
"Untuk enam gunung api bawah laut, baru satu yang terpantau yakni illi werung hobal (Gunung Hobal)," ujarnya.
Sehingga untuk saat ini belum terlalu banyak data yang terkumpul dari enam gunung bawah laut tersebut.
Pemantauan gunung api bawah laut juga hanya difokuskan pada gunung Hobal dan gunung Banua Wuhu, karena keduanya memiliki sejarah erupsi yang menyebabkan tsunami di masa lalu.
Gunung Hobal yang terletak di Kabupaten Flores bagian timur, Nusa Tenggara Timur tercatat mengalami erupsi yang menyebabkan tsunami di wilayah sekitarnya pada 1970-an.
Sedangkan gunung Banua Wuhu yang terletak di Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara mengalami erupsi yang menyebabkan tsunami pada 1889.
Selain fokus pada dua gunung tersebut karena potensinya, Andiani juga menjelaskan bahwa keempat gunung lain berada di laut dalam sehingga dampak erupsi yang mungkin ditimbulkan relatif kecil. Jadi pemantauan lebih difokuskan pada gunung yang berpotensi memberi dampak besar jika erupsi.
"Empat gunung api lainnya merupakan gunung api yang terletak pada kedalaman lebih dari 500 meter atau termasuk pada laut dalam. Sehingga potensi dampak erupsi nya relatif kecil," tutur Andiani.
"Selain itu 4 gunung api tersebut dalam sejarahnya tidak tercatat pernah terjadi bahaya sekunder tsunami," imbuhnya.
(lom/fea)