Elon Musk, pengusaha yang juga menjadi salah satu orang kaya di dunia menolak memblokir propaganda Rusia melalui satelit Starlink, perusahaan internet miliknya.
Dalam cuitannya, Elon Musk mengaku menerima perintah dari beberapa pejabat asing agar perusahaan internet miliknya, Starlink memblokir siaran propaganda Rusia. Dia juga memastikan perintah itu bukan berasal dari pemerintah Ukraina.
"Kami tidak akan melakukannya kecuali di bawah todongan senjata," kata Musk dalam cuitannya, Sabtu (5/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kata dia, hal tersebut adalah kebebasan berbicara yang absolut tak bisa ditahan.
"Maaf menjadi absolutis kebebasan berbicara," katanya.
Meski menolak memblokir propaganda Rusia, Elon Musk juga telah memberi bantuan kepada Ukraina setelah perang pecah di negara itu akibat invasi yang dilakukan Rusia pada 24 Oktober lalu.
Diberitakan CNN, Elon Musk mengirim satu truk penuh antena Starlink yang dapat digunakan untuk terhubung ke layanan internet berbasis satelit.
Hal ini dia lakukan menanggapi permintaan dari wakil perdana menteri negara itu di tengah kekhawatiran Ukraina dapat kehilangan akses internet jika Rusia melanjutkan serangannya terhadap infrastruktur komunikasi.
Serangan yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina belum selesai. Kurang lebih 1,2 juta warga Ukraina mengungsi ke beberapa negara terdekat. Teranyar, prajurit Rusia telah menguasai Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) terbesar di negara itu.