Ungguli Rusia, Ukraina Berhasil Dominasi Media Sosial

CNN Indonesia
Minggu, 06 Mar 2022 17:11 WIB
Ukraina berhasil mengalahkan Rusia dalam mendominasi konten media sosial sejak Moskow meluncurkan invasi ke negara itu. Ilustrasi. (LoboStudioHamburg/Pixabay).
Jakarta, CNN Indonesia --

Ukraina berhasil mengalahkan Rusia dalam mendominasi media sosial sejak Moskow melancarkan invasi ke negara itu.

Meski Presiden Volodymyr Zelensky 'terkurung' di ibu kota Kyiv akibat ancaman bom dan pembunuhan, pemerintahnya terus meluncurkan serangan habis-habisan di media sosial demi mengalahkan informasi Rusia.

Pesan video Zelensky, yang sering dilengkapi teks bahasa Inggris, menjadi viral.

Tak hanya itu, warga Ukraina juga kerap mengunggah keberhasilan pasukan mereka dalam menekan pasukan Rusia. Keberhasilan ini juga menjadi pencarian dunia maya, salah satunya saat rudal Ukraina berhasil mengenai helikopter Rusia.

Video unik lain di kala perang, salah satunya terkait petani yang mencuri perangkat militer Rusia dengan traktor, juga menjadi viral di dunia maya.

"Dalam fase pertama konflik, terkait dengan opini internasional, warga Ukraina jauh di depan bila melihat (penyebaran) informasi," kata pendiri Predicta Lab, sebuah perusahaan Prancis yang memerangi disinformasi, Baptiste Robert, dikutip dari AFP.

"Yang paling mengagumkan dari hal itu adalah itu organik. Ada keinginan nyata dari warga Ukraina untuk mendokumentasikan perang ini. Saat sesuatu terjadi, mereka mengeluarkan ponsel mereka," lanjutnya.

Robert menyatakan, mayoritas video pro-Ukraina yang beredar di Twitter asli. Namun, ada beberapa klaim yang diungkapkan ternyata terbukti dibesar-besarkan.

Sebelumnya, pemerintah Kyiv memuji 13 penjaga perbatasan yang disebut tewas kala membela pulau di Laut Hitam dan terekam sempat mengejek pasukan Rusia. Namun, ternyata mereka selamat dan ini diakui pemerintah Ukraina.

Merespons dugaan 'melebih-lebihkan' informasi ini, Kedutaan Besar Ukraina di Paris membantah tuduhan tersebut, sembari menyatakan "kami tidak memberikan berita bohong."

Seorang pengamat lain juga menilai Ukraina berhasil menyaingi penyebaran informasi Rusia. Ini membuat Moskow harus bekerja keras mencoba mengendalikan arus informasi.

"Saya dapat melihat mereka (Rusia) mencoba menyesuaikan kembali, memasang kembali, dan mencoba lagi (menjadi yang terdepan dalam menyebarkan informasi)," kata Emily Harding, wakil direktur program keamanan internasional di Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS).

Namun, menurut Harding, upaya Rusia itu akan memakan waktu. Lebih lanjut, ia juga memprediksi Rusia akan memberikan banyak informasi salah terkait bagaimana perang ini terjadi.

(sfr/sfr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK