6 Dampak Invasi Rusia ke Ukraina di Dunia Sains

CNN Indonesia
Selasa, 12 Apr 2022 07:31 WIB
Perang juga berpotensi perang nuklir dan kerusakan berbagai situs nuklir Ukraina yang diduga akan menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan.
Ilustrasi dampak perang Rusia dan Ukraina ke dunia sains. (Foto: AP/)
Jakarta, CNN Indonesia --

Invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari 2022 dikhawatirkan berdampak pada bagi industri dan organisasi sains dunia.

Perang yang sedang berlangsung juga berpotensi perang nuklir dan kerusakan berbagai situs nuklir Ukraina yang diduga akan menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan secara global.

Dilansir dari Live Science, berikut 6 dampak invasi Rusia ke Ukraina bagi Dunia Sains:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Potensi Mangkraknya proyek ISS

Rusia sudah melontarkan ancamannya untuk keluar dari proyek Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) jika sanksi ke negaranya tidak dicabut.

Menurut Live Science, Rusia hanya berkomitmen untuk proyek ISS sampai 2024 bukan 2030 seperti yang diusulkan NASA dan mitra lainnya, yakni Amerika Serikat, Jepang, Kanada dan Uni Eropa). Para ahli mengatakan mundurnya Rusia dari program tersebut berarti tanggung jawab ISS yang 10 tahun terakhir dipegang Rusia beralih ke NASA.

Lebih jauh lagi, ancaman itu menandakan betapa buruknya tindakan Rusia di Ukraina karena telah merusak hubungan dalam komunitas ilmiah antara negara itu dan seluruh dunia, yang berarti bahwa setiap kerjasama yang berhubungan dengan sains dengan Rusia mungkin akan sulit.

2. Ancaman kesehatan serius

Rusia melakukan serangan tangki asam nitrat ke Kota Rubizhne di Timur Ukraina pada 5 April. Serangan itu menyebabkan tangki yang pecah mengeluarkan gumpalan asap kuning-cokelat.

Pusat Pencegahan Penyakit (CDC) menjelaskan cairan asam nitrat itu berubah warna menjadi cokelat setelah terkena air atau oksigen, menghasilkan asap berwarna kuning atau merah dengan bau yang tajam.

Paparan asam nitrat itu dapat mengiritasi mata, kulit dan selaput lendir dan juga dapat menyebabkan paru-paru basah atau edema paru, di mana kelebihan cairan menumpuk di organ. Paparan bahan kimia ini juga dapat mengiritasi dan mengobarkan jaringan paru-paru yang dapat menyebabkan bronkitis serta mendorong erosi gigi.

CDC menambahkan asam yang bersifat "sangat korosif" biasanya digunakan dalam pembuatan pupuk, pewarna dan polimer, menurut CDC.

"Ini adalah zat yang agak beracun. Kami tidak tahu kemana awan beracun ini akan pergi," kata Gubernur Rubizhne, Serhiy Haidai dalam sebuah video yang diposting di halaman Facebook-nya.

3. Kekhawatiran terjadinya perang nuklir

Reaktor nuklir Chernobyl yang rusak menjadi salah satu kecelakaan nuklir terburuk dalam sejarah yang terjadi pada April 1986. Dunia berharap hal itu tidak pernah terjadi kembali.

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) selaku pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa, telah diberitahu bahwa pasukan Rusia yang menduduki pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl telah menyerahkan kendali" secara tertulis kepada personel Ukraina.

Laporan ini datang dari Energoatom, operator tenaga nuklir Ukraina. Energoatom mengatakan bahwa pasukan Rusia menandatangani dokumen yang secara resmi mengkonfirmasikan penyerahan pabrik kembali ke kendali Ukraina.

Ada laporan tentang tentara Rusia yang terpapar radiasi dosis tinggi saat berada di pabrik dan di sekitar zona eksklusi. Tetapi IAEA belum dapat mengkonfirmasi laporan tersebut dan masih melakukan penyelidikan.

Selain itu, dalam masa invasi Rusia ke Chernobyl di Ukraina ada penjarah yang mencuri bahan radioaktif dari laboratorium pemantauan radiasi di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir yang sudah tidak beroperasi. Dikhawatirkan ada risiko bahwa bahan ini akan digunakan dalam apa yang disebut bom kotor.

Kepala Pengawas nuklir PBB, Rafael Mariano Grossi disebut telah berbicara dengan pejabat senior pemerintah tentang menjaga integritas fasilitas nuklir negara itu.

IAEA telah menyatakan bahwa mereka akan menawarkan bantuan teknis untuk memastikan keselamatan dan keamanan fasilitas nuklir negara itu dan membantu mencegah risiko kecelakaan yang dapat membahayakan manusia dan lingkungan.

"Kehadiran IAEA, di mana diperlukan untuk memastikan keselamatan dan keamanan, sangat penting. Kami siap memberikan dukungan yang diperlukan sekarang," kata Grossi.

Terlebih, pasukan Rusia disebut telah menghancurkan sebuah laboratorium yang terletak di zona eksklusi Chernobyl di mana sampel radioaktif disimpan.

Laboratorium, yang biaya pembangunannya sekitar 6 juta euro, dibuka pada tahun 2015 dan bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan limbah radioaktif di pabrik.

Badan Negara Ukraina tentang Manajemen Zona Pengecualian melaporkan di media sosial bahwa militer Rusia kini telah menghancurkan fasilitas tersebut dan menyebut bahwa bahan radioaktif telah berada di tangan musuh.

Dampak Perang Rusia-Ukraina ke Dunia Sains

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER