Fiersa Besari Unggah Foto 3 Planet Berderet, Sisa Konjungsi Kuartet
Penyanyi Fiersa Besari mengunggah foto yang memperlihatkan keindahan langit Maluku di pagi hari melalui akun Twitter-nya. Hal itu disebut sebagai fenomena konjungsi kuartet.
Foto itu menunjukkan beberapa bulatan cahaya terang dari kejauhan yang membentuk garis lurus secara vertikal.
Peneliti dari Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang menyebut itu sebagai fenomena konjungsi planet.
"Fenomena langit pagi yang terjadi di Maluku tadi pagi sebenarnya adalah fenomena konjungsi planet. Itu ada tiga planet yang terpotret. Yang paling bawah adalah planet Venus, kemudian di atasnya ada Jupiter, di atasnya agak redup kemerahan itu Mars, dan di atasnya lagi lebih tinggi sedikit planet Saturnus," kata Andi kepada CNNIndonesia.com, Jumat (13/5).
Menurutnya, fenomena ini terjadi saat empat planet membentuk garis lurus. Oleh karena itu, fenomena ini disebut sebagai konjungsi kuartet alias rangkap empat.
Sementara, konjungsi adalah konfigurasi benda-benda langit ketika dua atau lebih planet saling berdekatan.
"Mengapa bisa terjadi konjungsi? Pada dasarnya setiap benda langit terutama planet itu bergerak mengelilingi matahari dengan laju resolusi masing-masing. Karena lajunya berbeda, maka posisi planet kalau diamati Bumi juga berubah-ubah," papar Andi.
"Pada saat kondisi sudut fase, yaitu sudut yang dibentuk antara planet, Matahari dan Bumi. Misalnya, Venus dan Jupiter sama, maka akan terjadi konjungsi. Ini fenomena yang lazim terjadi dan bisa terjadi kapan saja dan siklusnya juga kadang tidak teratur," katanya melanjutkan.
Sebenarnya, kata dia, konjungsi kuartet ini puncaknya sudah terjadi pada 19-24 April. Karena pergeseran posisi planet, konjungsi ini menyisakan tiga planet yang bisa disaksikan sampai akhir Mei.
Fenomena konjungsi kuartet ini, kata dia, masih bisa dilihat dari wilayah manapun di Indonesia. Waktu untuk melihatnya dari arah Timur mulai pukul 03.00 - 05.30 pagi atau setengah jam sebelum matahari terbit.
"Karena pada saat itu cahaya matahari yang terbiaskan intensitasnya cukup besar, sehingga kecerahan planet berkurang dan tampak redup. Pukul 03.00 ini untuk semua zona waktu, sesuai waktu lokal masing-masing selama 2 jam 30 menit dari arah timur," tutup Andi.
Konjungsi kuartet ini, kata dia, tidak berdampak pada Bumi karena jaraknya jauh meski sebagian planetnya memiliki ukuran yang lebih besar dari Bumi.
Sebagai informasi, Jupiter memiliki ukuran 11 kali Bumi. Sedangkan Venus ukurannya sama dengan bumi tapi jaraknya jauh.
"Nilai gravitasi bulan, dua kali nilai gravitasi matahari dan sudah sebulan ini mempengaruhi gaya pasang surut air laut di Bumi. Kemudian gaya selanjutnya mempengaruhi pasang surut matahari," ujarnya.
"Gaya-gaya lain itu relatif kecil dibanding dua gaya ini jadi secara astronomis tidak berdampak langsung terhadap kehidupan di bumi," tandas dia.
(ttf/arh)