Melansir laporan Forbes, yang mengutip Wall Street Journal, Musk tak cuma tinggal Boca Chica. Ia 'mengontrak' di mansion alias rumah besar mewah milik temannya, Ken Howery, yang diduga seharga US$12 juta (Rp175,99 miliar).
Howery merupakan salah satu pendiri PayPal, yang juga didirikan Elon Musk, dan mantan Duta Besar Amerika Serikat untuk Swedia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Howery membantah laporan itu. "Elon tidak tinggal di rumah saya, dia tinggal di Texas Selatan. Dia tinggal di rumah sebagai tamu saya kadang-kadang ketika bepergian ke Austin."
Di luar persoalan properti pribadi, Elon Musk juga dilaporkan enggan menjual jet pribadi Gulfstream miliknya senilai US$70 juta (Rp1 triliun). Total kekayaannya pun masih mencapai US232,5 miliar (Rp3409,8 triliun).
Lalu, kenapa dia mesti repot-repot tinggal di kontrakan saat punya harta senilai hampir dua kali APBN RI 2022? Demi fokus pada misi membangun koloni di Mars jawabannya.
"Bakal butuh banyak sumber daya untuk membangun kota di Mars," kata Musk kepada Mathias Döpfner, CEO perusahaan induk Bussines Insider, Axel Springer, dalam sebuah wawancara bulan Desember.
"Saya ingin bisa berkontribusi sebanyak mungkin untuk kota di Mars. Itu artinya modal yang besar," tandasnya.
Soal proses mewujudkan mimpi membangun koloni di planet merah itu, Presiden dan Chief Operating Officer (COO) SpaceX Gwynne Shotwell mengatakan misi berawak ke Mars bisa terjadi sebelum akhir tahun 2030-an.
"Saya pikir itu akan terjadi dalam dekade ini. [Koloni] manusia di Bulan, lebih cepat, "kata Shotwell dikutip dari Space.
"Saya pikir kita perlu mendapatkan pengiriman besar ke permukaan Mars, dan kemudian orang akan mulai berpikir lebih keras tentang itu," tambahnya. "Dan kemudian, saya pikir dalam lima atau enam tahun, orang akan melihat bahwa itu akan menjadi tempat yang nyata untuk dituju".
(nto/arh)