4 Horor bagi Twitter Akibat Akuisisi oleh Elon Musk

CNN Indonesia
Senin, 30 Mei 2022 09:48 WIB
Proses akuisisi Twitter oelh Elon Musk dinilai 'merusak' perusahaan. (Foto: AFP/OLIVIER DOULIERY)
Jakarta, CNN Indonesia --

Lebih dari sebulan sejak pengumuman pembelian 100 persen saham Twitter oleh miliarder Elon Musk, proses akuisisi masih menggantung akibat berbagai sebab. Analis menilai hal itu bisa pelan-pelan merusak perusahaan. 

Sebelumnya, berdasarkan dokumen Komisi Bursa dan Sekuritas AS (SEC) tertanggal 12 Mei, Musk mengajukan pembelian 100 persen saham Twitter senilai US$54,2 atau sekitar Rp791 ribu per lembar sahamnya.

CEO Tesla itu lantas mendapat lampu hijau, Senin (25/4). Setelahnya, Musk melontarkan berbagai ide, baik dalam hal cara kerja cara platform media sosial itu maupun mekanismenya meraup fulus.

Di antaranya, Musk berencana untuk menghapus pembatasan konten pada platform demi apa yang dia sebut sebagai "kebebasan berpendapat". Dia mengatakan semua ucapan adalah legal di Twitter.

Musk juga mengaku akan memulihkan akun mantan Presiden Donald Trump di Twitter dan menghapus banyak larangan permanen yang digunakan untuk menangani pelanggar berulang.

Beberapa hari lalu, Musk malah menyebut kesepakatan ini "tidak dapat dilanjutkan" sampai dirinya diberikan informasi lebih jauh tentang jumlah akun spam dan fake di Twitter, yang sebelumnya sudah lama ia kritisi.

Di sisi lain, Twitter tidak bergeming dan menyebut proses akuisisi terus berlanjut. Dalam sebuah pernyataan kepada CNN Business pada Selasa (17/5), Twitter menyebut niatannya untuk "menutup transaksi dan melanjutkan kesepakatan penggabungan."

Situasi yang terjadi saat ini disebut beberapa pihak sebagai langkah Musk untuk melakukan negosiasi harga, atau membatalkan sepenuhnya pembelian Twitter.

CEO Twitter Parag Agrawal, dalam pertemuan pemegang saham tahunan terakhirnya sebagai perusahaan publik jika memang kesepakatan akuisisi itu tercapai, Rabu (25/5), mengaku tidak membahas akuisisi. Namun, dia menyarankan kesepakatan itu tetap berjalan.

"Kami sedang mengerjakan proses transaksi," kata Agrawal, dikutip dari CNN.

"Untuk alasan peraturan dan lainnya, kami tidak dapat membahas transaksi hari ini. Bahkan saat kami berupaya untuk menutup transaksi ini, tim kami dan saya tetap fokus pada pekerjaan penting yang kami lakukan setiap hari untuk melayani percakapan publik."

Dilansir CNN Business, meski kesepakatannya nanti berakhir dengan pembelian Twitter oleh Musk, perusahaan ini masih bisa berada dalam periode turbulensi yang signifikan.

Jadi atau tidaknya akuisisi Twitter disebut akan tetap "merusak" perusahaan ini karena banyak dampak yang telah terjadi dan tidak mudah untuk dibatalkan.

Dalam sebuah skenario, Twitter bersiap untuk mendapatkan pemilik miliarder yang inovatif namun tidak menentu dan diperkirakan akan memangkas beberapa staf, merombak tim kepemimpinan, serta berpotensi membatalkan kebijakan moderasi konten (bentuk konkretnya pemblokiran akun hoaks) selama bertahun-tahun.

Hal ini juga dinilai memberikan ketidakpastian bagi pengiklan, pengguna, dan moral staf yang tersisa.

Dalam skenario lain, Twitter dapat menghadapi masalah hukum yang berkepanjangan dengan orang terkaya di dunia jika Musk mencoba untuk mundur dari kesepakatan.

Pada Jumat (20/5), analis Wedbush Dan Ives, setelah bos SpaceX itu mengaku menunda kesepakatan sementara atas masalah akun spam, "pertunjukan sirkus Twitter" telah berubah menjadi "pertunjukan horor Friday the 13th."

Rincian horor bagi Twitter di halaman berikutnya...

 

Twitter Berpotensi Tak Laku


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :