5 Sungai di RI hingga Rusia yang Pernah Memerah Seperti Cimeta

Keempat, Sungai Ambarnaya, Norilsk, Rusia, yang berubah menjadi merah darah, 29 Mei 2020. Ini terjadi akibat kebocoran lebih dari 20 ribu ton solar dari tangki penyimpanan milik, lagi-lagi, Norilsk Nickel.

Menurut data resmi, dikutip dari situs Greenpeace, tumpahan minyak di Norilsk itu adalah yang terbesar yang pernah ada di kutub Arktik.

Norilsk Nickel kemudian dibawa ke pengadilan setempat atas kerusakan tersebut oleh Layanan Federal untuk Pengawasan Sumber Daya Alam (Rosprirodnadzor), yang merupakan bagian dari Kementerian Sumber Daya Alam di Rusia.

Pengadilan Arbitrase Krasnoyarsk memerintahkan Norilsk Nickel untuk membayar 146 miliar rubel (hampir US$2 miliar saat itu atau Rp29,1 triliun) untuk tumpahan minyak di Semenanjung Taimyr.

Dengan rangkaian insiden kasus pencemaran lingkungan itu, NBC News pun menyebut kawasan Norilsk sebagai salah satu tempat yang paling tercemar di dunia.

Kelima, Sungai Slana, Slovakia, berubah menjadi merah cenderung oranye, Senin (23/5). Akibatnya, ikan-ikan dan beragam mahluk hidup yang berada di sana mati.

Mengutip Euro News, warga sekitar yang juga merupakan ahli bedah Tibor Varga mengatakan "Kandungan besi yang tinggi menutupi insang ikan dan mencemari permukaan sungai di mana ikan bernafas".

Perusahaan tambang Rudne Bane mengatakan air yang mengalir ke sungai adalah air bawah tanah yang muncul dari kantong bijih besi yang tergenang yang ditambang hingga 2008.

"Karena reaksi kimia, beberapa logam dan bahan lain masuk ke air yang mengalir keluar," ujar Direktur Ridne Bane Peter Zitnan, sambil menambahkan bahwa warna itu disebabkan oleh kadar besi yang tinggi. Namun, dia mengklaim itu kebocoran itu tak beracun.