Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate menilai aplikasi yang digunakan oleh pemerintahan kini sudah terlalu banyak. Pihaknya pun akan menggabungkannya ke dalam satu aplikasi super yang mewadahi semua alias super app.
Saat ini, kata Johnny, ada sekitar 24.400 aplikasi pemerintahan dan lembaga. Menurutnya, hal itu tidak efisien lantaran tiap aplikasi bekerja masing-masing.
"Di setiap kementerian dan lembaga pemerintah daerah memiliki aplikasi yang berbeda-beda disetiap sub unitnya, sangat tidak efisien," kata Johnny di Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia 2022, dikutip dari siaran YouTube-nya, Senin (11/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Johnny pun merasa perlu untuk menggabungkan dan menata ulang sederet aplikasi itu untuk diintegrasikan menjadi satu super app.
Ihwal teknis penggabungan aplikasi itu, Johnny mengatakan nantinya aplikasi kementerian dan lembaga satu per satu akan dipadamkan dan dialihkan ke super app itu.
Pihaknya pun mengklaim super app itu memiliki efisiensi lebih tinggi dan menghemat anggaran ketimbang yang dikeluarkan saat ini. "Puluhan triliun hematnya, kalau itu bisa dilakukan luar biasa untuk kita," klaim politikus Partai NasDem itu.
"Kalau itu bisa dilakukan, luar biasa untuk kita," sambungnya.
Di samping itu, pemerintah berencana untuk membangun empat pusat data berbasis government cloud. Pasalnya, dari 2.700 pusat data dan server pemerintah saat ini hanya 3 persen yang berbasis cloud.
Johnny menyebut hal itu menyulitkan dalam penyatuan data pemerintahan.
Untuk tahap pertama, pihaknya akan membangun itu di Jakarta, Batam, IKN Nusantara, dan Labuan Bajo. Selain itu, pembangunan pusat data juga harus berbasis tiga hal; potensi ketersediaan kapasitas listrik yang memadai, koneksi fiber optik, dan coolling water system.
Pembangunan pusat data ini, katanya, bakal mendukung kebijakan satu data Indonesia dalam program electronic government dan pengambilan keputusan berbasis data driven policy.
"Jadi perlu kita siapkan dengan benar." tandas Johnny.
(can/arh)