Selanjutnya, kebocoran data juga menyasar Database milik Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada Oktober 2021. Akun Twitter CJ77 mengklaim sebagai peretas dan mengunggah di situs jual beli data ilegal online, RaidForums.
Data dari KPAI dan dijual di forum ini merupakan yakni identitas pribadi dari orang yang pernah melakukan pengaduan ke KPAI.
Saat ditelusuri, data yang disediakan mulai dari nama, nomor KTP, kewarganegaraan, nomor telepon, nomor handphone, agama, pekerjaan, pendidikan, alamat, email, tempat tanggal lahir, jenis kelamin sampai kota tempat tinggal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Pada September 2021 kelompok peretas kenamaan Mustang Panda meretas data termasuk 10 kementerian dan data internal Badan Intelijen Nasional (BIN).
Kabar peretasan itu pertama kali dilaporkan oleh peneliti keamanan internet The Record, Insikt Group.
Insikt group merupakan tim peneliti yang terdiri dari kelompok para analis intelijen (intelligence analysts), insinyur, dan saintis data (data scientists) yang juga merupakan bagian dari The Record atau Recorded Future.
Upaya peretasan ditemukan pertama kali oleh peneliti Insikt pada April 2021. Kala itu, mereka tengah mendeteksi server pengendali dan control malware PlugX yang dioperasikan Mustang Panda.
Dalam temuannya, server tersebut ternyata berkomunikasi dengan beberapa host dalam jaringan pemerintah Indonesia. Mereka kemudian mengklaim telah memberi tahu temuan itu kepada pemerintah Indonesia pada Juni dan Juli 2021 namun tak direspon.
Peneliti Insikt juga belum mengetahui secara jelas mengenai metode ataupun target dari peretasan tersebut.
Namun, peretasan tersebut dikaitkan dengan upaya spionase Tiongkok dalam menghadapi situasi yang menghangat di Laut China Selatan.
BIN pun membantah server institusi telik sandi tersebut pernah mengalami peretasan oleh hacker asal China sebagaimana diisukan beberapa waktu terakhir.
Deputi VII BIN, Wawan Hari Purwanto mengklaim pihaknya selalu melakukan pengecekan berkala terhadap sistem yang berjalan.
Di kalangan peretas, nama Mustang Panda dikenal sebagai kelompok peretas asal China yang kerap melakukan aksi mata-mata atau yang dikenal sebagai spionase siber. Targetnya, beberapa negara yang ada di Asia Tenggara.
Pada Juni 2021, Mustang Panda dicurigai telah meretas laman website kepresidenan Myanmar dengan memasang backdoor Trojan.
Kelompok itu juga pernah menargetkan jaringan internal perusahaan telekomunikasi di Asia, Eropa, Amerika Serikat untuk mencuri informasi sensitif terkait dengan teknologi 5G.
(can/lth)