Satelit SATRIA-1 'On' 2023, Sinyal 4G Daerah Terpencil Bisa Kencang
Satelit Indonesia Raya (SATRIA)-1 yang akan mulai beroperasi pada 2023 bisa meningkatkan sinyal Base Transceiver Station (BTS) 4G yang dibangun oleh mereka di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).
"Setelah kita sudah bisa meluncurkan proyek SATRIA-1, yang kita (Indonesia) miliki dan kita bangun dan beroperasi di akhir 2023 dan sudah ada diorbit," ujar Bambang Nugroho, Direktur Infrastruktur Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), di lokasi BTS Selong Belanak, Lombok Tengah pada Rabu (5/10).
"Selain menambah titik akses internet, itu (SATRIA-1) juga menambah kapasitas BTS 4G," imbuhnya.
Kominfo sendiri menjadwalkan untuk meluncurkan SATRIA-1 pada pertengahan 2023 dan diharapakan satelit ini bisa mulai beroperasi pada akhir 2023.
Saat ini sebagian besar BTS 4G yang dibangun BAKTI Kominfo memanfaatkan teknologi VSAT (Very Small Aperture Terminal). VSAT merupakan perangkat berbentuk piringan yang berfungsi sebagai terminal pemancar serta penerima transmisi satelit.
BTS 4G yang ada di kawasan Desa Selong Belanak, Lombok Tengah, NTB merupakan salah satu BTS yang menggunakan VSAT.
Kehadiran BTS di kawasan tersebut merupakan bagian dari misi pemerataan akses internet di tanah air.
Setelah infrastruktur tersebut hadir, masyarakat di tiga dusun yang berada di sekitar tower BTS diklaim dapat melakukan kegiatan telekomunikasi dengan lebih baik, mulai dari mengakses internet hingga komunikasi yang membutuhkan bandwith lebih besar seperti panggilan video.
Sebelumnya, masyarakat setempat melakukan komunikasi dengan jaringan seadanya. Komunikasi seperti ini disebut kurang efektif yang akhirnya membuat mereka cenderung memilih untuk langsung bertemu.
"Setelah adanya (BTS) dari Kominfo ini, kami merasa merdeka. Kalau dulu ditelepon sama teman di luar, kalau enggak nyambung HP-nya, akhirnya yang telepon langsung cari orangnya aja ke rumahnya," tutur Rajab, Kepala Dusun Lekok Dalem di Selong Belanak saat menceritakan dampak kehadiran BTS 4G di desanya.
Lebih lanjut, pemanfaatan SATRIA-1 bukan menjadi satu-satunya hal yang tengah diupayakan BAKTI Kominfo untuk ruang jaringan tanah air. Execute Agency ini juga tengah berupaya menguatkan jaringan fiber optik nasional agar kesetaraan akses telekomunikasi segera tercapai.
Pada layanan fiber optik, BAKTI Kominfo merencanakan proyek yang mereka sebut "Palapa Ring Integrasi." Dengan proyek ini jalur backbone fiber optik skala nasional bisa terwujud.
Rencana tersebut masih dimatangkan oleh BAKTI sembari menunggu sisi pembiayaan dan anggaran untuk eksekusinya.
Layanan fiber optik ini nantinya diharapkan dapat menguatkan jaringan telekomunikasi di kota-kota, sekaligus menjangkau daerah-daerah 3T yang berpotensi memanfaatkan teknologi ini.
BAKTI sendiri adalah lembaga yang bertugas untuk menyediakan infrastruktur dalam layanan telekomunikasi, termasuk akses internet dan penyediaan Base Transceiver Station (BTS), terutama di daerah-daerah yang belum tarjangkau sinyal internet provider telekomunikasi.
Lembaga ini menargetkan 7.000 BTS dapat dibangun dan on air di seluruh Indonesia pada 2024, termasuk di wilayah Papua.
(lom/arh)