Kapsul Orion Mendarat, Apa Tujuan Misi Artemis 1 Milik NASA?

CNN Indonesia
Senin, 12 Des 2022 11:00 WIB
Kapsul Orion milik NASA sukses menuntaskan misinya ke Bulan dan mendarat di Samudra Pasifik, Minggu (11/12) waktu setempat. (Foto: via REUTERS/POOL)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kapsul Orion milik NASA (Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat) telah kembali ke Bumi pada Minggu (11/12) waktu setempat usai menuntaskan misi Artemis 1 ke Bulan. NASA memiliki beberapa tujuan dalam misi nirawak ini.

NASA mengirim kapsul Orion ke Bulan menggunakan roket SLS pada 16 November lalu dari Kennedy Space Center, Florida, AS. Pengiriman ini merupakan bagian dari misi Artemis 1 dengan target membawa kembali manusia ke Bulan pada 2025. 

Melansir Space, misi Artemis 1 bertujuan untuk menguji sistem peluncuran roket SLS (Space Launch System) yang baru diciptakan NASA. Roket super berat ini adalah yang paling kuat yang didesain untuk membawa banyak barang-barang ke bagian dalam luar angkasa. 

Tak seperti roket lainnya, NASA menciptakan SLS dengan kemampuan berevolusi dan teknologi mutakhir. Desain modular dan suku cadang yang bisa dipertukarkan membuat SLS bisa berubah-ubah mengadaptasi perkembangan teknologi dan target misi yang bermacam-macam.

Selain roket SLS, NASA juga menguji kapsul Orion dalam misi ini. NASA menargetkan, kapsul Orion bakal menjadi kendaraan yang membawa astronaut ke Bulan pada misi-misi berikutnya.

Namun sebelum menjalankan tugasnya, Orion harus diuji di misi Artemis 1 ini. Untuk misi ini, NASA tidak menyertakan astronaut di dalamnya melainkan tiga manekin dan beberapa barang-barang.

NASA ingin melihat dampak radiasi terhadap tiga manekin tersebut. Hal itu bertujuan agar para astronaut tetap aman dari radiasi saat menjalani misi mereka.

Kapsul Orion dapat mengangkut empat kru dan bisa tahan di luar angkasa maksimal hingga 21 hari. Kapsul yang dibuat bersama Lockheed Martin tersebut memiliki tinggi 15 meter dengan diameter sekitar 5,2 meter.

Pada misi Artemis 1, kapsul Orion tiba di orbit Bulan pada 25 November lalu. Enam hari setelahnya, kapsul tersebut kembali ke Bumi dan pada akhirnya mendarat di Samudra Pasifik, Minggu (11/12) waktu setempat.

Dikutip Reuters, gesekan di atmosfer Bumi melambatkan kecepatan jatuh kapsul dari 39.400 kilometer per jam menjadi 523 kilometer per jam, kemudian turun lagi sampai 32 kilometer per jam. 

"Saya tidak berpikir siapa pun dari kita membayangkan misi ini sukses. Kita sekarang punya pondasi untuk sistem transportasi ke bagian dalam luar angkasa," kata Manajer Misi Artemis 1, Mike Sarafin. 

Melansir New York Times, NASA bakal melanjutkan ke misi Artemis II pada tahun 2024. Pada misi itu, NASA bakal menyertakan empat astronaut yakni 3 orang dari NASA dan 1 orang dari Kanada. 

Trajektori dari Artemis II pun cukup sederhana. Setelah peluncuran, tahap kedua roket SLS akan melontarkan Orion ke orbit eliptik yang berada di ketinggian sekitar 28.968 dari Bumi, yang memungkinkan para astronaut melihat cara kerja sistem Orion.

Kemudian, Orion akan melaju langsung ke Bulan. Untuk Artemis II, kapsul Orion tidak akan masuk ke orbit sekitar. Bulan, melainkan menggunakan gravitasinya untuk kembali ke Bumi dan mendarat di Samudra Pasifik.

Total, misi ini akan memakan waktu 10 hari. Untuk menghemat, NASA juga akan menggunakan beberapa suku cadang dari misi Artemis I.

(can/lth)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK