Menebar Matahari, Menuai Kangkung Bogor ala Putro

CNN Indonesia
Jumat, 30 Des 2022 21:39 WIB
Putro Santoso (47) menuai hasil lebih dari perkebunan organiknya di Bogor usai menggunakan limpahan energi Matahari dari panel suryanya. Panel surya yang ada di SAGA Farm menjadi sumber tenaga untuk pompa irigasi (Berbagi Listrik).
Jakarta, CNN Indonesia --

Bagi Putro Santoso Kurniawan (47), memakai panel surya tak sekadar kepentingan jargon ramah lingkungan. Penggunaannya di perkebunan organik banyak memberinya bonus fulus. 

Ketika CNNIndonesia.com datang ke lahan pertanian miliknya, belum lama ini, pria lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) itu sedang memberi pelatihan kepada 10 warga binaan dari berbagai lembaga pemasyarakatan di perkebunan miliknya, SAGA Farm.

Mereka saat ini tengah menjalani pelatihan di Ciaruteun Ilir, Kabupaten Bogor, sebagai bagian program asimilasi lantaran sudah menjalani dua pertiga masa hukuman dan bebas bersyarat.

Energi TerbarukanLokasi SAGA Farm terletak di Ciaruteun Ilir Kabupaten Bogor. (Google Maps)

"Ada balai lapas, ada program untuk membekali teman-teman karena mereka kan butuh adaptasi dan keahlian untuk mata pencaharian baru. Kita bekerjasama untuk itu. Di sini pelatihan yang diberikan yaitu agroekologi yakni pertanian yang berbasis lingkungan," kata Putro.

Putro mulanya mendirikan SAGA Farm di sekitar kampus IPB di Dramaga, Bogor, 2006. Pada 2009, ia pindah ke daerah Ciaruteun Ilir yang dikelilingi perbukitan.

Dari mana ia dapat ilmu pertanian? Putro mengaku mendapat banyak ilmu bertani organik saat bergabung dengan Serikat Petani Indonesia (SPI).

Energi Terbarukan untuk PLNPutro Santoso Kurniawan bercerita soal membangun SAGA Farm hingga memakai panel surya. (CNN Indonesia/ Luthfie Febrianto)

Usaha pertaniannya berkembang hingga memiliki lahan seluas 1 hektare 200 meter persegi. Putro terutama menanam bayam, kangkung, dan caisim secara organik.

"Karena saya pikir di sini sentranya tiga tanaman itu dan banyak yang nanam. Jadi, input produksinya sudah tersedia termasuk kultur bertaninya. Tinggal saya memodifikasinya menjadi pertanian organik," kata Putro.

Menurut Putro, pertanian organik bisa dipraktekan dengan memperhatikan jenis tanaman yang ditanam. Ia mengungkapkan sengaja menanam tiga tanaman tersebut karena masa tanam hingga panennya yang singkat.

Energi TerbarukanTanaman Caisim yang ada di SAGA Farm. (CNN Indonesia/ Luthfie Febrianto)

Selain itu, Putro juga tidak menanam satu jenis tanaman saja. "Kita tidak melulu memberi pestisida. Kita bikin pola tanam yang tidak monokultur. Kita bikin beragam. Itu yang akan membuat keseimbangan ekologis," lanjutnya.

Bermula dari kerusakan

"Kalau pakai bensin kan membuang karbon. Kalau ini (panel surya, red) kan enggak," kata dia.

Putro mengungkapkan pihaknya mulai memakai panel surya sekitar dua tahun lalu. Itu pun karena ketidaksengajaan.

"Awalnya sebenarnya irigasi kita rusak. Irigasi jebol sehingga air masuk sungai semua jadi tidak ada air sama sekali. Akhirnya kita ambil tanah pakai alkon atau sumur pompa. Sebab, model sayur-sayuran seperti ini kan sensitif sekali, harus ada air," kata Putro.

Dia menyatakan biaya pemasangan awal panel surya itu memang mahal. Namun, Putro menilai hal itu sebanding dengan manfaat yang diberikan. Kemampuan panel surya menyimpan cadangan energi matahari lewat baterai membuatnya leluasa membangun nursery atau tempat penyemaian bibit.

Dengan menadah sinar Matahari dan menebarkannya di kebun itu lewat energi listrik, siklus tanam dan panen pun menjadi lebih terjaga. Selain itu, pemakaian panel surya juga dinilai lebih ramah lingkungan. "Kalau pakai bensin kan membuang karbon. Kalau ini (panel surya, red) kan enggak," kata dia.

Di SAGA Farm, panel surya dipasang sebagai atap sebuah bangunan sekitar 3x3 meter. Di dalamnya, terdapat baterai dan inverter yang mengubah arus DC dari panel menjadi arus AC untuk pemakaian alat-alat lain seperti pompa air.

Energi TerbarukanPanel Surya yang terpasang di SAGA Farm (Berbagi Listrik)

Pompa itu lalu terhubung dengan pipa-pipa penyalur air (sprinkler) ke lahan dan nursery. Putro hanya perlu menyalakan saklar untuk mengaktifkannya. "Sistemnya persis seperti ketika charge aki. Kalau siang, baterainya jadi penyimpanan sehingga bisa dipakai untuk malam hari," kata Putro.

Ditanya mengenai dampak positif kehadiran panel surya, Putro menjawab "Enak banget. Kalau bisa, saya malah pengin ada yang seperti ini di rumah,"

Putro juga memadukan panel surya itu dengan pemasangan Internet of Things (IoT). Hal itu memungkinkannya mengontrol situasi di SAGA Farm dari jauh.

"Saya bisa memantau dari rumah lewat CCTV. Di sini kan ada CCTV," kata Putro sambil menunjuk CCTV yang terpasang di salah satu saung.

Energi TerbarukanFoto: CNN Indonesia/ Luthfie Febrianto
Putro Santoso Kurniawan (kuning) bersama para warga binaan yang sedang menjalani pelatihan pertanian

Ia mengatakan pemakaian panel surya juga membuatnya berhemat lantaran tak perlu membeli bahan bakar untuk Alkon. Dalam pertanian, mesin Alkon biasanya digunakan untuk memompa air untuk irigasi.

Selain itu, dua tahun sejak pemasangan panel surya, Putro mengaku belum mengeluarkan biaya perawatan sama sekali.

"Sehari bisa [hemat] Rp25 ribu. Omset Rp25 juta per bulan. Kalau operasional panelnya sampai saat ini belum berbiaya. Belum ada perawatan," katanya.

Perkenalan dengan panel surya di halaman berikutnya...

Perkenalan dengan Berbagi Listrik

BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :
1 2 3
Lihat Semua
SAAT INI
BERITA UTAMA
REKOMENDASI
TERBARU
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
LIHAT SELENGKAPNYA

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

TERPOPULER