Perkenalan Putro dengan panel surya terjadi lewat sosok Irvan Hermala (37). Pria lulusan Master of Business Strategy & Entrepreneurship, Cardiff University itu adalah salah satu pendiri Berbagi Listrik.
Berbagi Listrik merupakan socio-enterprise yang didirikan Irvan bersama rekannya, Agus Ismail, pada 2018 di bawah nama Yayasan Energi Nusantara.
Usaha ini berfokus kepada penyediaan akses listrik berbasis renewable energy atau energi terbarukan kepada daerah-daerah yang sulit dijangkau dan masuk kategori 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbagi Listrik bekerja dengan sistem mitra yang terbagi menjadi dua yakni mitra pendanaan dan mitra pemberdayaan. SAGA Farm sendiri merupakan salah satu mitra pemberdayaan.
Lihat Juga :101 SCIENCE Kenapa Pelangi Tak Punya Warna Hitam? |
"Awalnya waktu itu ada pendanaan dari Dikti (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud) kemudian menggandeng mitra Universitas Mercubuana untuk mengembangkan bersama-sama sistem pertanian yang sustainable dari energinya 100 persen memanfaatkan tenaga surya sebagai irigasi," kata Irvan.
Untuk memasang listrik di sebuah desa, Berbagi Listrik lebih dahulu menerima pengajuan dari desa yang membutuhkan. Setelah melakukan survei dan pemetaan, Berbagi Listrik bekerjasama dengan berbagai pihak.
Di antaranya, seperti lembaga pemerintahan, organisasi non-pemerintahan (NGO), Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqoh, CSR Perusahaan, pendanaan publik atau crowdfunding, serta lembaga donor baik dari dalam maupun luar negeri.
![]() |
"Kalau kita minta mereka untuk bayar akan sangat berat. Tetapi kalau dengan gerakan sosial investasinya di awal for free, tetapi nanti untuk maintenance akan atur sendiri dan itu mereka bisa jangkau plus lebih sustain karena ada iuran yg bisa mereka lakukan," ujar Irvan.
Dia mengaku mendapat inspirasi pendirian Berbagi Listrik ketika bekerja sebagai penyurvei saat masih berkuliah S1 di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, 2010. Saat itu, Irvan harus mengunjungi Dusun Tompong di daerah Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang belum memiliki listrik.
Perjalanan menuju Dusun Tompong memakan waktu 8 jam perjalanan darat dari bandara terdekat. Tinggal di wilayah tanpa listrik, Irvan merasa kesulitan beraktivitas dan komunikasi.
Dari sanalah ia bertekad berkontribusi memberikan akses listrik untuk daerah-daerah terpencil. Dalam membangun instalasi di sebuah desa, Berbagi Listrik akan melihat terlebih dahulu kebutuhan desa tersebut.
Hal itu berguna agar listrik yang dihasilkan dari panel surya tidak mubazir. Biasanya, Irvan mengatakan, desa-desa membutuhkan listrik untuk penerangan jalan. Berbagi Listrik juga kerap melibatkan stakeholder setempat agar pengelolaannya berjalan mandiri.
"Kita upayakan melibatkan stakeholder lokal yang memang bisa mengelola. Sehingga walaupun katakan mereka hanya sanggup membayar iuran Rp10 ribu per bulan tidak apa-apa, yang penting dikelola sehingga nanti dananya bisa bergulir ketika perlu perawatan," ujarnya.
"Buat desanya juga jadi ada pemasukan sehingga ada motivasi untuk mengelola asetnya itu sendiri," kata Irvan.
Irvan menuturkan rata-rata Berbagi Listrik bisa mengerjakan enam hingga delapan proyek per tahun. Pada 2022, misalnya, Irvan menggarap delapan proyek yang dikerjakan tim beranggotakan empat orang.
"Tapi di luar itu, kita juga punya staf terus teknisi dan mitra-mitra volunteer di lapangan yang cukup banyak. Tapi tim intinya hanya berempat," kata Irvan.
Terkait penggunaan energi terbarukan, Irvan mengaku hal itu tidak bisa dihindari. Pasalnya, cadangan sumber daya alam untuk bahan bakar fosil semakin menipis.
Ia pun melihat pemerintah dan PLN sudah berkeinginan untuk menggunakan sumber energi yang ramah lingkungan. Hal itu bisa terlihat dari penetapan terbarukan sebesar 23 persen pada tahun 2025.
Irvan menilai momentum tersebut bisa berdampak positif untuk Berbagi Listrik. Irvan juga merasa pemerintah dan PLN sudah cukup suportif terhadap pengembangan energi terbarukan.
"Kita pengin membuat sebuah gerakan ini, Berbagi Listrik yang mengusung energi hijau, clean energy semakin kuat exposure-nya sehingga masyarakat semakin aware bahwa alam di sekitarnya juga bisa menghasilkan energi yang bisa dimanfaatkan," kata pria yang kerap diundang sebagai tenaga ahli dan konsultan terkait renewable energy tersebut.
Rencana Kementerian ESDM dan PLN di halaman berikutnya...