Observatorium Timau Tuntas Februari, Bakal Jadi Bosscha Versi Gede

CNN Indonesia
Selasa, 10 Jan 2023 20:04 WIB
Observatorium Bossbosscha, Bandung. Fasilitas sejenis bakal dibangun di Timau, NTT. c(ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pembangunan Observatorium Nasional Timau, Nusa Tenggara Timur, ditargetkan akan rampung Februari 2023. Apa hambatan pembangunannya?

Sebelumnya, pembangunan observatorium nasional (obnas) itu ditargetkan rampung pada 2022.

"Sekarang teleskopnya sudah sampai di Surabaya, mustinya sudah on the way ke Kupang," ungkap Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Robertus Heru kepada CNNIndonesia.com, Senin (10/1).

"Secara teknis akhir bulan Februari selesai," sambungnya.

Ia menjelaskan cermin teleksop itu sesampainya di Timau bakal langsung dilakukan kalibrasi, yang diprediksi bisa selesai pada akhir Januari.

"Kan teleskopnya itu besar, dan itu dicopot-copot dulu. Itukan mirror ya bukan lensa seperti SLR, jadi mirror-nya terdiri dari beberapa bagian, dicopot dulu dan nanti dipasang lagi di Timau," tuturnya.

Menurut Robertus, diameter dari teropong pabrikan Jepang itu berukuran 3,8 meter. Makin besar diameter maka semakin besar pula hasil penglihatan bintang yang sebelumnya hanya terlihat redup.

Lebih lanjut ia menjelaskan bangunan ini memiliki kesamaan dengan Observatorium Bosscha di Bandung, Jawa Barat.

"Bangunannya nanti menyerupai Observatorium Bosscha, namun teleskopnya jauh lebih gede daripada di Bosscha. Ini akan menjadi yang terbesar di Asia Tanggara," tuturnya.

Kenapa tak sesuai target?

Robertus mengungkapkan pandemi Covid-19 menjadi salah satu alasan mangkraknya pembangunan Observatorium itu. Imbasnya, pengiriman hingga masalah teknis menjadi kendala pembangunan saat 2020.

Selain itu, akses masuk yang terbatas bagi material observatorium juga menjadi faktor penghambat.

"Sebelumnya jalan kecil dan jembatan kecil, enggak bisa dilalui sama truk yang mengangkut dome (kubah). Itukan perlu crane, itukan crane-nya harus diangkut truk yang besar. Itu kita upgrade jalan dan jembatan," jelas dia.

Sebelumnya, Plt. Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erna Sri Adiningsih menjelaskan kemajuan pembangunan teleskop di Jepang mencapai 93,47 persen pada 2022.

Sementara untuk kemajuan pembangunan gedung yang akan dipasang teleskop sudah mencapai 92,63 persen.

"Proses pemasangan kubah dan teleskop ke gedung teleskop menggunakan crane 30-50 ton. Setelah terpasang teleskop tersebut, tahap selanjutnya pembangunan instalasi, dan pengujian teleskop 3,8 meter," ujar dia, Desember 2021, dikutip dari situs BRIN.

Dengan capaian itu, Emanuel Sungging Mumpuni, Plt. Kepala Pusat Sains Antariksa BRIN, memperkirakan Observatorium Nasional Timau bisa dapat beroperasi mulai 2022.

"2022 itu kami sudah bisa beroperasi, tetapi sebetulnya teleskop utama yang optiknya berukuran 3,8 meter itu kami harapkan dapat selesai dan rampung di tahun 2022," ujar dia.

Lokasi Obnas berada di kawasan hutan lindung lereng Gunung Timau di ketinggian sekitar 1.300 meter di atas permukaan laut.

Kawasan Obnas berdekatan dengan Desa Bitobe yang masuk dalam Kecamatan Amfoang Tengah. Selain itu juga ada Desa Honuk dan Desa Faumes yang berada di wilayah Kecamatan Amfoang Barat Laut dialokasikan untuk pembangunan Observatorium Nasional Timau.

(can/arh)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK