Peneliti Sentil Tata Ruang 'Cemari' Bosscha, Apa Kata RK?

CNN Indonesia
Selasa, 31 Jan 2023 18:43 WIB
Polusi cahaya diakui makin mengganggu peneropongan dari Observatorium Bosscha. Ada usaha dari pemerintah buat bantu? Ilustrasi. Pengamatan langit dari Bosscha diakui terganggu oleh polusi cahaya. (Dok. Observatorium Bosscha, Jawa Barat)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia Satryo S. Brodjonegoro menyinggung usaha pemangku kebijakan atau stakeholder dalam mengatasi polusi yang mempengaruhi pengamatan dari Observatorium Bosscha, di Bandung, Jawa Barat.

Menurutnya, polusi itu dapat mengganggu produktivitas para astronom dalam melakukan pengamatan benda langit.

"Sedikit harapan untuk stakeholder, kami dapat laporan dari peneliti, terkadang sulit mengamati perbintangan karena polusi akibat dari perkembangan tata ruang yang sudah berubah dari kondisi ideal dibanding pada saat Bosscha didirikan," ujar dia dalam peringatan 100 tahun Observatorium Bosscha ITB.

Ia menjelaskan perkembangan di sekitar wilayah Bosscha bukan tidak mungkin berdampak pada penurunan fungsi pengamatan benda langit.

Padahal, kata dia, Bosscha memiliki lokasi yang sangat ideal dalam bidang pengamatan benda langit. Bahkan, banyak peneliti internasional iri akan lokasi kawasan riset tersebut.

"Boscha ini adalah lokasi yang terbaik di dunia karena di khatulistiwa, lokasi ini menurut saya tidak ada duanya di dunia. Banyak sekali rekan-rekan di tempat lain yang ingin bekerjasama dengan Bosscha," ujarnya.

Observatorium Bosscha merupakan observatorium astronomi tertua di Indonesia yang berdiri di 1,8 hektare Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Pada saat didirikan, Observatorium Bosscha dibekali dengan teropong reflektor dobel Zeiss dengan panjang 11 meter dan diameter 60 sentimeter dengan bobot 17 ton. Teropong itu dipesan dari perusahaan optik asal Jerman, Carl Zeiss Jena.

Zeiss berada dalam rumah teropong berbentuk bulat dengan puncak seperti kubah berdiameter 14,5.

Di samping itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengklaim pihaknya sudah menyiapkan mekanisme regulasi dan hukum untuk memastikan kawasan riset ini tidak terganggu oleh kepentingan komersial.

Namun, ia tak mengungkapkan aturan seperti apa yang dibuat oleh Provinsi Jawa Barat.

"Dengan bangunan yang sangat bersejarah ini kami sudah menyiapkan mekanisme aturan dan hukum untuk memastikan kawasan ini terlindungi secara aturan, sehingga tidak diganggu dengan kepentingan komersial yang sering kali mengalahkan logika jangka panjang," ujarnya.

Kawasan Lembang yang kini padat hunian warga dan bangunan komersial dianggap menyumbangkan dampak negatif pada pengamatan astronomi di Observatorium Bosscha. Polusi cahaya timbul dari pembangunan itu.

Peneliti Observatorium Bosscha Yatni Yulianti saat ini kondisi langit di Lembang dari kawasan Observatorium Bosscha memang sudah tidak ideal namun masih dapat mengakomodir pekerjaan-pekerjaan pengamatan astronomi yang dilakukan oleh para astronom.

"Polusi cahaya ini berasosiasi dengan pertumbuhan penduduk di kota Bandung, Lembang. Beberapa tahun belakangan ini terasa meningkat dengan bertambahnya aktivitas wisata," ungkap Yatni kepada detik.com, pada 2021.

Sebelumnya, sebuah studi di Royal Astronomical Society mengungkap mayoritas teropong bintang di dunia sudah tercemar polusi cahaya. Hal ini dikhawatirkan membuat tamatnya riwayat astronomi darat.

Penelitian yang dilakukan ilmuwan dari Italia, Chile, dan Spanyol itu dilakukan dengan membandingkan polusi cahaya di hampir 50 observatorium, mulai dari yang profesional dan terbesar hingga observatorium kecil dan amatir.

(can/arh)


[Gambas:Video CNN]
Lihat Semua
SAAT INI
BERITA UTAMA
REKOMENDASI
TERBARU
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
LIHAT SELENGKAPNYA

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

TERPOPULER