LAPORAN DARI AMAZON

Menjelajah Hingga ke Pusat Riset Camp41 di Perut Hutan Amazon

Dewi Safitri | CNN Indonesia
Rabu, 29 Mar 2023 15:10 WIB
CNN Indonesia berkesempatan berbincang dengan para peneliti di Camp41 di hutan Amazon, Brasil.
Studi menunjukkan satwa Amazon mulai mengalami perubahan diduga akibat perubahan iklim. (Foto: Michael Dantas / United Nations Foundation)

Saat masih jadi hutan, tanah Amazon sangat subur karena oksigen dan unsur hara yang tersimpan dalam tumbuh-tumbuhan hidup, kayu mati, dan daun-daun yang membusuk diurai menjadi zat hara yang bermanfaat.

Namun, ketika vegetasi hutan ditebang habis, bahan organik yang ditinggalkan membusuk dan proses daur ulang nutrisinya terhenti sehingga kemudian tanah menjadi nyaris steril.

Studi Dr Lovejoy dilanjutkan Tim Mesquita tentang hutan sekunder di Amazon, atau vegetasi hutan yang tumbuh kembali setelah sempat rusak akibat eksploitasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rita Mesquita adalah salah peneliti utama tentang kemampuan hutan sekunder tumbuh.  

Studi sepanjang sekitar 40 tahun ini menunjukkan hutan punya kemampuan alami untuk tumbuh dengan pesat, justru ketika tak direcoki oleh tangan manusia. Ini temuan yang penting untuk upaya reforestasi di dunia.

Kabar sedihnya, meski sudah 40 tahun, hutan sekunder sama sekali belum menyerupai ekosistem asli Amazon.

"Butuh berapa tahun? Mungkin 200, mungkin 400 tahun. Kita tidak tahu. Yang jelas upaya memulihkan alam seperti Amazon akan sangat berat. Peluang terbaik kita adalah memelihara yang ada, jangan ditambah kerusakannya," tegasnya.

Hutan Amazon, Brasil, dikenal sebagai salah satu hutan dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia.Hutan Amazon, Brasil, dikenal sebagai salah satu hutan dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia. (CNN Indonesia/Dewi Safitri)

Mario Cohn-Haft menjelaskan kekayaan hayati Amazon dari meja panjang di halaman Camp-41.

Sebagai ahli burung (ornithologist), Mario Cohn-Haft, yang sudah lebih dari 30 tahun tinggal di Brasil sangat berkepentingan penelitian terhadap 3.000 spesies terus berlanjut. Hingga saat ini baru sekitar separuhnya dari jumlah tersebut diteliti.

Tetapi ia khawatir Amazon terlanjur rusak oleh eksploitasi dan perubahan iklim sebelum studi tentang ragam burung dan biodiversitas di dalamnya diteliti.

"Dibanding dia (Mesquita), saya adalah orang yang optimistis. Saya ingin meyakini bahwa sekarang belum terlambat (untuk pelestarian Amazon). Tetapi beberapa studi sudah menyiratkan dugaan dampak perubahan iklim sudah berlangsung," katanya sambil tersenyum kecut.

Seperti konversionis Amazon lainnya, Mesquita dan Cohn-Haft sangat mengkhawatirkan pemerintahan Bolsonaro yang permisif terhadap perusakan Amazon.

Setelah pemerintahan Brazil berganti pun bagi mereka tidak ada jaminan untuk masa depan, karena itu tidak ada jalan memperjuangkan misi konservasi Amazon kecuali dengan meneruskan Camp41 dan PDBFF sepeninggal Thomas Lovejoy.

Artikel ini merupakan bagian dari seri tulisan Dewi Safitri sebagai penerima UN Foundation Lovejoy Press Fellowship 2022.
(vws/vws)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER