Ahli Jelaskan Mekanisme Tingkah Ganjil Kumbang, Minum Lewat Anus

CNN Indonesia
Kamis, 30 Mar 2023 10:22 WIB
Kumbang terdeteksi punya cara minum terbilang aneh, yakni minum air lewat anus. Kenapa bisa begitu?
Ilustrasi. Kumbang punya kemampuan unik berupa minum lewat anus. (Dok. Wikimedia/CC BY 2.0/Magnus Manske)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kumbang punya cara unik untuk minum, yakni menyedot air lewat anus. Pakar menjelaskan mekanisme tak lazim tersebut.

Umumnya, hewan mengkonsumsi air dengan cara konvensional, yaitu meminumnya lewat mulut. Meski beda, kumbang tetap dapat merehidrasi dirinya sendiri dengan cara membuka dubur dan meminum sedikit air yang tersebar di udara.

Mereka juga dapat menyerap kembali air dari kotoran mereka, dan anus mereka secara mengejutkan juga mampu memeras kelembapan darinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan kemampuan dubur menyerap air ini, kumbang dapat bertahan hidup di daerah terkering di Bumi.

Fakta itu terungkap dalam sebuah studi yang dilakukan oleh tim peneliti biologi dari University of Copenhagen, Denmark.

"Seekor kumbang dapat menjalani seluruh siklus hidup tanpa minum air cair," jelas ahli biologi Kenneth Veland Halberg, dikutip dari ScienceAlert.

"Ini karena rektum (bagian akhir dari usus besar sebelum anus) mereka yang dimodifikasi dan ginjal yang terhubung erat, yang bersama-sama membuat sistem multi-organ yang sangat terspesialisasi dalam mengekstraksi air dari makanan yang mereka makan dan dari udara di sekitar mereka," lanjutnya.

"Faktanya, itu sangat efektif sehingga sampel tinja yang kami periksa benar-benar kering dan tanpa jejak air," cetus Halberg.

Ia bekerja dengan para peneliti dari Universitas Edinburgh dan Glasgow, Inggris, untuk menjelaskan bagaimana serangga mengembangkan mekanisme daur ulang air dan konservasi air.

Kumbang tepung merah (Tribolium castaneum) sering digunakan untuk mempelajari serangga karena secara biologis mirip dengan serangga lain, genomnya terurut dengan baik, dan mudah diakses sebagai hama dapur sehari-hari.

Para peneliti menggunakan pengurutan RNA untuk menyusun atlas, yang disebut BeetleAtlas. Kemudian mereka merinci tahap perkembangan T. castaneum sehingga mereka dapat membandingkan ekspresi gen antara organ dan waktu yang berbeda dalam hidup mereka.

Dengan melihat BeetleAtlas untuk meneliti gen yang diekspresikan lebih banyak di rektum, para peneliti dapat fokus pada satu hal khusus, yang disebut NHA1.

"Gen yang kami temukan sangat penting untuk proses ini, yang merupakan pengetahuan baru bagi kami," kata Halberg.

Halberg dan tim menemukan protein yang disebut Tiptop mengontrol sejumlah NHA1 dan juga membantu membuat sel leptophragmata. Kelompok sel unik ini kebanyakan ditemukan di dubur kumbang.

Hanya sel leptophragmata yang mengekspresikan NHA1, dengan pemeriksaan lebih dekat menunjukkan bahwa sel-sel ini memainkan peran penting dalam kemampuan kumbang untuk menyerap air melalui posteriornya.

"Saat ginjal kumbang melingkari usus belakangnya, sel leptophragmata berfungsi dengan memompa garam ke dalam ginjal sehingga mereka dapat memanen air dari udara lembab melalui rektum dan dari sini ke dalam tubuh mereka," kata Halberg.

Tim menunjukkan bahwa ekspresi NHA1 meningkat pada puntung kumbang ketika hewan tersebut terpapar pada kondisi yang lebih kering, memungkinkan mereka menyerap lebih banyak air dari lingkungan dan kotorannya.

Guna studi

Ribuan ton makanan hilang setiap tahun karena hama serangga, dan dampaknya terhadap ketahanan pangan negara berkembang sangat parah.

Menemukan cara untuk mengurangi hama kumbang sangatlah penting. Namun, tak semua serangga berbahaya. Sebagian dianggap sangat penting bagi dunia.

"Serangga sangat sensitif terhadap perubahan keseimbangan air mereka," kata Halberg.

Dengan demikian, penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan metode yang lebih bertarget untuk memerangi spesies kumbang yang merusak produksi pangan kita, tanpa membunuh hewan lain atau merugikan manusia dan alam.

[Gambas:Video CNN]

(can/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER