Alasan Pulau Jawa Hingga Nusa Tenggara Jadi 'Korban' Utama Kekeringan
Pulau Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara sudah lama tak tersentuh hujan di saat air masih cukup sering jatuh di bagian barat, utara, dan timur Indonesia. Ada apa?
Dalam Prospek Cuaca Seminggu ke Depan Periode 22 - 28 Agustus, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap wilayah-wilayah yang berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
Yakni, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, Papua
Senada, Peta Monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut-Turut BMKG, dengan pembaruan data terakhir pada 20 Agustus pada 4036 titik pengamatan, mengungkap Jawa mendominasi titik-titik wilayah yang sudah lama tak tersentuh hujan.
Data tersebut dirilis dengan menggunakan klasifikasi berikut:
- Warna hijau: 1-5 hari tanpa hujan (Sangat Pendek)
- Warna kuning (Pendek): 6-10 hari (Pendek)
- Warna coklat muda: 11-20 hari (Menengah)
- Warna coklat tua: 21-30 hari (Panjang)
- Warna merah muda: 31-60 hari (Sangat Panjang)
- Warna merah: > 60 hari tanpa hujan (Ekstrem Panjang)
Berdasarkan peta tersebut, wilayah-wilayah yang masuk dalam skala jarang hujan (warna pink) adalah sebagai berikut:
- Pulau Sumatera: sebagian kecil Lampung dan Sumatra Selatan
- Pulau Jawa: nyaris seluruh Jawa tanpa hujan sejak lama
- Pulau Bali: bagian utara terutama mengalami kekeringan
- Nusa Tenggara Timur dan Barat: hampir sebagian besar
- Pulau Kalimantan: sebagian Kalsel.
- Pulau Sulawesi: sebagian besar Sulsel, sebagian kecil Sulbar, sebagian Sultra, sebagian Gorontalo, banyak wilayah di Sulut.
- Maluku: sebagian Maluku dan Maluku Utara
Sementara, wilayah yang masuk kekeringan ekstrem (merah) antara lain:
- Pulau Jawa: sebagian kecil Jabar, separuh Jatim
- Nusa Tenggara: sebagian NTT dan NTB
BMKG pun mengungkap beberapa kondisi yang berpengaruh terhadap ketiadaan hujan terutama di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara. Berikut rinciannya:
El Nino
Kondisi El Nino, fenomena iklim di Samudera Pasifik yang mengeringkan hujan, kini sudah mencapai level moderat. Indikatornya ditunjukkan oleh Indeks NINO 3.4 yang sudah mencapai +1.17 dan nilai Southern Oscillation Index (SOI) sebesar -11.7.
Selain itu, ada pengaruh Indian Ocean Dipole (IOD), fenomena sejenis El Nino di Samudera Hindia, menguat. Ini ditunjukkan oleh nilai Dipole Mode Index (DMI) yang mencapai +0.79.
"Kondisi El Nino Moderate dan Potensi Dipole Mode Positif menunjukkan potensi pengurangan curah hujan yang signifikan untuk wilayah Indonesia," menurut keterangan BMKG.
Lembaga ini juga sebelumnya sudah memprediksi wilayah-wilayah yang akan mengalami curah hujan bulanan dengan kategori rendah (0 - 100 mm/bulan), utamanya pada Agustus - September - Oktober.
Yakni, Sumatera bagian tengah hingga selatan, pulau Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara, Kalimantan bagian selatan, sebagian besar Sulawesi, sebagian Maluku Utara, sebagian Maluku dan Papua bagian selatan.
Pengaruh gelombang atmosfer di halaman berikutnya...