Twitter Mulai Sebar Duit Buat Kreator, Kelompok Kanan Diduga Prioritas

CNN Indonesia
Sabtu, 15 Jul 2023 08:44 WIB
Miliarder Elon Musk mulai sebar duit buat kreator konten. (REUTERS/DADO RUVIC)
Jakarta, CNN Indonesia --

Twitter mulai membagi pendapatan iklan dengan para kreator konten di platform mereka pada Kamis (13/7) waktu Amerika Serikat. Namun, penerimanya belum merata dan diduga memprioritaskan kaum kanan alias konservatif.

Dikutip dari The Washington Post, penerima pendapatan pertama tampaknya adalah para influencer sayap kanan yang telah men-tweet sebelum pengumuman tentang berapa banyak yang mereka dapatkan dari program ini.

Kreator konten Ian Miles Cheong, Benny Johnson, dan Ashley St. Claire semuanya memuji pendapatan yang didapat dari pemilik Twitter, Elon Musk.

"Wow, Elon Musk tidak bercanda. Monetisasi konten itu nyata," cuit akun anonim bernama End Wokeness, dengan 1,4 juta pengikut, disertai tangkapan layar yang menunjukkan penghasilan lebih dari US$10.400 atau sekitar Rp155 juta.

Sejauh ini, para influencer yang mengungkapkan secara terbuka bagian dari program ini adalah tokoh-tokoh yang pro-Elon Musk.

Andrew Tate, influencer yang kerap mengunggah konten misoginis, misalnya. Dia yang baru-baru ini dibebaskan dari penjara atas tuduhan pemerkosaan dan perdagangan manusia, mengunggag bahwa ia dibayar lebih dari US$20 ribu atau sekitar Rp229 juta oleh Twitter.

"Ini adalah perubahan yang bagus dari dilarang oleh Twitter selama hampir 2 tahun, menjadi dibayar untuk memposting. Terima kasih @elonmusk," cuit influencer Rogan O'Handley, yang dikenal sebagai DC Draino.

Namun, tidak semua influencer Twitter sayap kanan terkemuka tampaknya menjadi bagian dari program ini. Ketika ditanya apakah ia merupakan bagian dari program ini, Chaya Raichik, pencipta @libsoftiktok mengklaim bahwa hubungannya dengan Musk berjalan dengan baik.

Ia juga tidak menanggapi pertanyaan tentang apakah dia menerima pembayaran di bawah program ini.

"Saya rasa ada beberapa pembuat konten konservatif yang tidak senang," kata Kris Ruby, seorang influencer konservatif dan presiden Ruby Media Group.

"Sepertinya tidak merata. Saya rasa di lapangan bermainnya tidak seimbang."

Dia mengatakan bahwa beberapa orang di pihak kanan tidak diikutsertakan dalam program ini, meskipun memenuhi semua kriteria.

Twitter mengklaim dalam sebuah posting blog, bahwa bagian kreator dari pendapatan iklan didasarkan pada perhitungan balasan ke posting mereka dan tayangan bulanan.

Program ini hanya tersedia di negara-negara di mana Stripe, sebuah platform pembayaran, mendukung pembayaran, dan penerima harus membayar untuk Twitter Blue, layanan berlangganan bulanan dari platform tersebut sebagai syarat.

Memang tidak semua kreator yang ingin memonetisasi dapat melakukannya. Kreator yang mendaftar ke program ini harus melewati 'tinjauan manusia' dan saat ini belum ada aplikasi terbuka bagi mereka yang tertarik untuk bergabung.

Beberapa kontributor nonpolitik mengungkapkan rasa kecewa mereka karena kurangnya transparansi dari perusahaan atas peluncuran program ini.

"Tweet saya telah menghasilkan 100-an juta tayangan setiap tahun," kata Matt Navarra, seorang ahli strategi media sosial yang mengelola buletin pada teknologi.

"Dan saya telah berada di platform ini selama lebih dari 15 tahun. Sangat menyedihkan tidak ada bayaran yang saya terima. Twitter tidak pernah menghasilkan pendapatan secara langsung untuk semua konten yang telah saya masukkan ke dalamnya," sambungnya.

Strategi PR di halaman berikutnya...

Strategi PR dan Angka-angka Palsu


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :