Twitter Mulai Sebar Duit Buat Kreator, Kelompok Kanan Diduga Prioritas

CNN Indonesia
Sabtu, 15 Jul 2023 08:44 WIB
Monetisasi Twitter dimulai meski belum merata dengan para kreator konten dari kelompok kanan diduga jadi prioritas.
Salah satu influencer yang dibayar Twitter, Andrew Tate, pernah ditahan dalam tuduhan perkosaan dan perdagangan manusia. (REUTERS/Inquam Photos)

Mantan staf Twitter yang bekerja pada yang berfokus pada kreator menyatakan skeptisisme atas peluncuran ini, dengan beberapa menyebutnya sebagai aksi Humas alias PR.

Seorang mantan eksekutif Twitter yang bekerja pada kemitraan kreator yang tidak ingin disebutkan namanya untuk menghindari pembalasan, mengatakan monetisasi ini didasari pada model pendapatan di masa lalu.

"Segala jenis monetisasi konten yang kami lakukan di masa lalu didasarkan pada model pendapatan. Hal ini terasa seperti ditarik begitu saja untuk sebagian kecil kreator yang ingin ditenangkan."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mantan eksekutif Twitter ini juga meragukan metrik Twitter yang telah dirombak, termasuk keterangan jumlah tayangan.

"Angka-angka tersebut benar-benar palsu," katanya.

"Itu semua benar-benar dibuat-buat. Ini benar-benar terasa seperti mereka secara sewenang-wenang menulis cek kepada orang-orang yang mereka sukai, yang bukan merupakan strategi kreator yang berkelanjutan," tuturnya.

Pengumuman Musk datang setelah saingannya di Twitter, Instagram, mengumumkan bahwa aplikasi mirip Twitter, Threads, telah melampaui 100 juta pengguna dalam waktu kurang dari seminggu.

Hal ini menjadikannya aplikasi dengan pertumbuhan tercepat sepanjang masa.

Jordan Lintz, pemilik HighKey Enterprises, sebuah firma hubungan masyarakat mengatakan Threads harus mengambil contoh dari penawaran monetisasi baru Twitter.

"Retensi pengguna Threads pada akhirnya akan turun," kata Lintz.

"Saya pikir siapa pun yang memberikan monetisasi terbaik akan memenangkan perlombaan retensi. Ini adalah sesuatu yang mungkin harus diperhatikan oleh Threads."

Jules Terpak, seorang pembuat konten dan pakar budaya digital, mengatakan sebagai seseorang yang sering ngetweet, prospek menghasilkan uang dari postingan sangat menarik.

Namun, dia mengamati bagaimana Musk akan menangani masalah-masalah pelik seperti pencurian konten dan bot.

Ia juga bertanya-tanya apakah skema monetisasi baru ini berkelanjutan, mengingat sulitnya Twitter untuk mempertahankan pendapatan iklan.

"Begitu saya melihat jumlah ini, pertanyaan pertama saya adalah bagaimana hal ini akan dipertahankan," katanya.

Merespons artikel The Washington Post tersebut, Elon Musk cuma berkomentar, "Liar Lorenz," merujuk pada penulis beritanya.



(can/arh)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER