El Nino Cenderung Melemah, Simak Pengaruhnya terhadap Suhu Bumi

CNN Indonesia
Jumat, 26 Jan 2024 09:30 WIB
Saat El Nino menunjukkan angka yang makin melemah, apa ini berarti suhu Bumi bisa makin adem?
Ilustrasi. El Nino dan La Nina memberi efek yang berbeda di berbagai wilayah. (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Paul Roundy, profesor ilmu atmosfer di University at Albany, New York, mengakui buat mengukur angka riil pengaruh ENSO, termasuk El Nino, terhadap suhu global sangat rumit. Ini terkait dengan efek yang berbeda di banyak wilayah.

"Kontribusi ENSO terhadap suhu sangatlah rumit, bahkan bergantung pada berapa tahun La Niña telah terjadi secara berurutan," kicaunya di Twitter atau X, Selasa (23/1).

Sebelumnya, Lembaga Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) mengungkap beda efek El Nino di berbagai wilayah, contohnya di sebagian AS dan Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"El Nino dapat menyebabkan kondisi yang lebih basah di wilayah barat daya AS dan kekeringan di wilayah Pasifik bagian barat, termasuk Indonesia," menurut keterangan NASA.

Roundy melanjutkan La Nina mempunyai efek pendinginan global dengan sinyal pendinginan terkuat di daerah tropis.

Masalahnya, setiap tahun La Nina juga "secara berturut-turut dan kumulatif menghangatkan lautan di garis lintang tengah dengan mengurangi pendinginan yang disebabkan oleh angin dan meningkatkan radiasi matahari yang masuk."

Setiap peristiwa La Nina, kata Roundy, secara berturut-turut menambah lapisan hangat permukaan.

"Sebaliknya, peristiwa El Niño mendinginkan lautan di garis lintang tengah dengan meningkatkan angin dan awan."

Saat El Nino berkembang cukup pesat setelah tiga tahun La Nina, Roundy menyebut kehangatan daerah tropis yang dipicu oleh peristiwa El Nino terjadi bersamaan dengan kehangatan garis lintang tengah yang ditinggalkan oleh rangkaian La Nina.

"Mekanisme tersebut memungkinkan tahun ini untuk menyatakan jauh di atas tren perubahan iklim, dan pada akhirnya juga akan memungkinkan suhu turun kembali di bawah garis tren tersebut," paparnya.

Kombinasi ENSO yang tidak biasa pada musim semi dan awal musim panas di belahan Bumi utara 2023 juga menghasilkan 'pola pemblokiran' yang meningkatkan suhu permukaan.

Hal ini disebutnya memecah es laut di belahan Bumi selatan dan mendorongnya ke arah kutub, "dan juga menyebabkan pemanasan yang kuat di Atlantik Utara dengan mengurangi penguapan angin."

Terlepas dari kompleksitas itu, Roundy menyebut ada dominasi El Nino dalam beberapa tahun yang memicu suhu kian panas.

"Seluruh periode 2013-2020 didominasi oleh El Nino dibandingkan periode sebelumnya, sehingga meningkatkan tampilan peningkatan pemanasan iklim," tandas dia.

(arh/tim/arh)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER