Bulan Juni selalu identik dengan Pride Month, sebuah perayaan keberagaman seksual yang digaungkan oleh kelompok LGBTQ+.
Perayaan Pride Month berlangsung selama satu bulan penuh selama Bulan Juni. Dalam sejarahnya, Pride Month memperingati Pemberontakan Stonewall 1969 di New York dan merayakan komunitas LBTQ+ serta perjuangan untuk keseteraan hak.
Salah satu yang kerap menjadi perbincangan mengenai Pride Month atau kelompok LGBTQ+ adalah mengenai jenis-jenis gender, yang selama ini diketahui hanya ada dua, laki-laki dan perempuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, benarkah dikotomi gender hanya sebatas laki-laki dan perempuan?
Lihat Juga : |
Merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tidak ada perbedaan makna antara gender dan seks. Keduanya sama-sama memiliki arti jenis kelamin.
Namun, pada kamus bahasa asing, seperti Oxfod, gender dan seks memiliki arti yang berbeda.
'Sex' memiliki arti jenis kelamin secara biologis yang ditandai organ genital, sementara 'gender' adalah jenis kelamin yang diasosiasikan dengan perbedaan referensi sosial budaya dari orang yang dimaksud.
Lalu, bagaimana penjelasan mengenai hal tersebut dari perspektif sains?
Agustin Fuentes, profesor antropologi di Princeton University, AS, menuturkan dikotomi gender bukan istilah biologis atau berakar secara eksklusif pada biologi.
"Secara biologis, tidak ada dikotomi sederhana antara perempuan dan laki-laki," kata Fuentes, mengutip The Scientist.
"Tentu saja ada perbedaan pola antara betina dan jantan pada banyak spesies. Tetapi ada jauh lebih banyak keragaman, kompleksitas, dan kolaborasi daripada yang disadari kebanyakan orang," lanjut dia.
Ada sejumlah perbedaan yang khas dalam hal ini. Pertama, dalam hal kapasitas tubuh, misalnya dalam hal kemampuan untuk melahirkan dan menyusui, dan pola perkembangan dan distribusi ukuran tubuh, serta kekuatan.
Kendati begitu, pola seperti ini sebagian besar tumpang tindih, dan hanya sedikit yang didistribusikan dalam dikotomi yang jelas atau fungsional.
"Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa perbedaan antara pria dan wanita dewasa terlalu berlebihan dan sebagian besar dipengaruhi oleh dinamika biologi dan budaya. Manusia adalah nature-nurtural, perpaduan antara alam dan pengasuhan."
Kedua, perbedaan kromosom XX pada wanita dan XY pada DNA pria.
Kromosom merupakan paket gen yang ditemukan di setiap sel dalam tubuh. Ada dua jenis kromosom, yang disebut kromosom seks, yang menentukan jenis kelamin bayi secara genetik, yakni kromosom X atau Y.
Paduan XX ada pada perempuan, dan XY ada pada laki-laki.
Menurut Fuentes, "dua kromosom X atau kromosom X dan Y pada manusia tidak menciptakan tubuh biner."
"Kurangnya biner eksplisit", kata dia, terutama karena neurobiologi yang kompleks, riwayat hidup,serta dinamika morfologis pada manusia.
Fuentes mencontohkan janin berusia enam sampai delapan minggu memiliki beberapa kelompok sel dan mulai menghasilkan organ baru, termasuk klitoris dan penis, labia, dan skrotum, ovarium, dan testis.
"Semua alat kelamin terbuat dari bahan yang sama persis. Karena mereka memiliki beberapa fungsi akhir yang berbeda, bentuk akhirnya berbeda. Tapi ada banyak tumpang tindih."
Selain itu, sebanyak 280 ribu dari 140 juta bayi yang lahir pada 2021 tidak cocok dengan model penentuan jenis kelamin "penis versus labia" yang jelas.
Ia juga mencontohkan orang dengan kromosom XY yang memiliki karakteristik wanita, orang dengan alat kelamin ambigu, dan wanita dengan kadar testosteron di luar kisaran 'perempuan' yang khas.
"Alat kelamin, kadar hormon, dan kromosom bukanlah penentu jenis kelamin yang dapat diandalkan," ucapnya.
Spektrum gender di halaman berikutnya...