Lingkaran Badai Budi Waseso

Anggi Kusumadewi | CNN Indonesia
Kamis, 03 Sep 2015 08:47 WIB
Di bawah Buwas, Bareskrim Polri berubah wajah. Ambisius dan menyasar kasus-kasus korupsi besar. Pasukan penyidik Bareskrim kini tak kalah menakutkan dari KPK.
Kabareskrim Komjen Budi Waseso. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Belum genap delapan bulan Komisaris Jenderal Budi Waseso menjabat Kepala Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian RI. Ia menerima tongkat Kabareskrim dari Komjen Suhardi Alius melalui upacara serah terima jabatan yang nyaris diam-diam, tertutup, di Ruang Rapat Utama Mabes Polri, Senin sore, 19 Januari 2015.

Kasak-kusuk soal pergantian Kabareskrim saat itu baru terang setelah Irjen Ronny Sompie yang kala itu menjabat Kepala Divisi Humas Polri menyampaikan pesan tertulis kepada media bahwa Budi Waseso telah resmi bertugas sebagai Kabareskrim setelah melalui prosesi serah terima jabatan yang dipimpin langsung oleh Badrodin Haiti yang ketika itu masih menjadi Pelaksana Tugas Kapolri.

Budi Waseso naik menjadi Kabareskrim di saat Polri tengah menjadi sorotan usai Kapolri Jenderal Sutarman diberhentikan dengan hormat oleh Presiden Jokowi, dan Badrodin ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Kapolri untuk menghindari kekosongan pemimpin di tubuh lembaga penegak hukum itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pergantian Kabareskrim dari Suhardi Alius ke Budi Waseso ramai diperbincangkan karena Suhardi bukan cuma digeser dari jabatannya, melainkan juga dimutasi ke Lembaga Ketahanan Nasional menjadi Sekretaris Utama Lemhannas.

Sorotan kepada Polri makin intens karena sekitar tiga minggu setelah pergantian Kabareskrim, Suhardi Alius diperiksa oleh Divisi Profesi dan Pengamanan Polri terkait kebocoran informasi di internal Bareskrim kepada Komisi Pemberantasan Korupsi. (Baca: Propam Polri Periksa Suhardi Alius)

KPK, enam hari sebelum pergantian Kabareskrim, menetapkan Komjen Budi Gunawan –yang saat itu menjadi calon tunggal Kapolri– menjadi tersangka kasus dugaan korupsi saat menjabat sebagai Kepala Biro Pembinaan Karier Deputi Sumber Daya Manusia Polri periode 2003-3006, juga saat memegang jabatan lain di Kepolisian. (Baca juga: Budi Waseso Bantah Dekat dengan Budi Gunawan)

Di kemudian hari, status tersangka Budi Gunawan (BG) itu gugur oleh putusan hakim tunggal Sarpin Rizaldi dalam sidang gugatan praperadilan BG terhadap KPK. BG pun kini kembali aktif berkiprah di Polri sebagai Wakapolri mendampingi Kapolri Jenderal Badrodin.

Apapun yang terjadi pada BG dan Suhardi Alius, jelas terlihat bahwa Budi Waseso telah berada di lingkaran ‘badai’ sejak awal menjabat Kabareskrim. Bahkan jauh sebelum itu, ia memang kerap berada di pusat badai. (Baca: Jejak Budi Waseso Sang Buldoser di Tubuh Polri)

Ditakuti

Media kemudian menyingkat nama Budi Waseso menjadi Buwas, bak menandai perangai sang Kabareskrim yang 'buas' tanpa tedeng aling-aling. Tujuh hari setelah dilantik misalnya, penyidik Bareskrim menangkap Bambang Widjojanto yang saat itu menjabat Wakil Ketua KPK. Penangkapan itu mencengangkan dan membuat gaduh tanah air.

Aksi Budi Waseso yang kerap mengundang badai itu terus berlanjut. Buwas, di mata banyak pihak, bukan tipe orang yang penakut dan tunduk terhadap ancaman atau tekanan. Di tangannya, Bareskrim Polri berubah wajah. Ambisius dan menyasar kasus-kasus besar, termasuk korupsi.

Pasukan penyidik Bareskrim di bawah Buwas makin disegani. Penggeledahan terjadi di sana-sini. Gaduh. Bareskrim kini tak kalah ditakuti dari KPK. Terakhir, penyidik mereka menggeledah kantor Pertamina Foundation. (Baca: Direktur Eksekutif Pertamina Foundation Masuk Radar Bareskrim)

Hanya empat hari sebelumnya, penyidik Bareskrim menggeledah kantor PT Pelindo II di Pelabuhan Tanjung Priok terkait perkara dugaan korupsi pengadaan 10 mobile crane pada tahun 2013. Penggeledahan itu dipimpin oleh Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Brigadir Jenderal Victor Simanjuntak. (Baca: Bareskrim Akan Periksa Dirut Pelindo II RJ Lino)

Belum lagi kasus dugaan korupsi dan pencucian uang terkait kondensat yang bermula dari penggeledahan Kantor Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) pada 5 Mei.

Bersama Victor, Buwas tak gentar menyasar kasus-kasus di ranah ekonomi yang melibatkan berbagai Badan Usaha Milik Negara. Maka tak heran jika Victor menentang pencopotan Buwas. Ia menyebut kabar pencopotan atasannya itu sebagai psywar. Jika Buwas dicopot, kata Victor, maka penegakan hukum terancam.

“Kalau betul (Kabareskrim dicopot), ada skenario besar dari orang-orang tertentu untuk mengerdilkan Polri. Kalau Kabareskrim dicopot, saya juga mundur,” kata Victor, menyatakan ketidaksukaannya secara blak-blakan.

Pencopotan Budi Waseso, ujar Victor, bisa berdampak ke para petugas di jajaran paling bawah Bareskrim. Polisi bisa jadi takut untuk menegakkan hukum meski ada bukti bahwa penyelewengan terjadi.

Jangan gaduh

Jumat pekan lalu, lima hari sebelum menyeruak kabar Buwas hendak dicopot, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan meminta penegak hukum untuk tidak gaduh. Menurutnya, pemberantasan korupsi mesti dilakukan tanpa membuat gaduh.

Luhut mengingatkan untuk tidak sembarangan bertindak dan lebih berhati-hati dalam menetapkan seseorang menjadi tersangka dalam kasus ekonomi.

"Jika masih disebut 'potensial' jangan dulu dijadikan tersangka," kata Luhut usai pertemuan tertutup antara Kapolri Jenderal Badrodin Haiti dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.

Soal aturan penetapan tersangka itu, ujar Luhut, ada dalam UU Keuangan Negara dan UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Mantan Kepala Staf Presiden itu meminta Polri bisa lebih memahami aspek keuangan dalam mengusut kasus berbau ekonomi. Terlebih saat ini perekonomian nasional melambat akibat tekanan ekonomi global.

‘Gaduh’ menjadi kata kunci di sini. Budi Waseso membantah ia membuat kegaduhan. Ia menegaskan, semua tindakan Bareskrim sesuai dengan Undang-Undang dan aturan penegakan hukum.

"Saya enggak pernah buat gaduh. Kami tidak semau-maunya,” kata Buwas. Seluruh proses penggeledahan hingga pemeriksaan saksi, berlangsung sesuai prosedur hukum.

Pagi ini, Kamis (3/9), Kapolri menyatakan Kabareskrim masih dipegang oleh Budi Waseso. Sampai sekarang, kata Badrodin, belum ada keputusan soal Buwas. Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti) Polri tengah membahas jabatan para perwira tinggi Polri.

Wanjakti merupakan forum para petinggi Polri yang diketuai oleh Kapolri, dan berfungsi membahas mutasi jabatan di tubuh Korps Bhayangkara itu. Wanjakti beranggotakan Wakapolri, Inspektur Pengawasan Umum Polri, Kepala Lembaga Pendidikan Polri, Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Polri, Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Polri, serta Kabareskrim sendiri.

Dari pusat badai, Budi Waseso menyatakan siap ditempatkan di mana saja. “Kalau sudah cukup, ya cukup,” kata dia, tegas. (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER