TELEKOMUNIKASI

4G LTE Jangan Ganggu Telepon dan SMS

CNN Indonesia
Selasa, 09 Des 2014 13:50 WIB
Penyelenggaraan 4G LTE di spektrum 900 MHz dan nantinya di 1.800 MHz, yang sebelumnya dipakai untuk jaringan 2G, diminta agar tidak ganggu telepon dan SMS.
Penyelenggaraan 4G LTE di spektrum frekuensi 900 MHz dan 1.800 MHz diharap tidak menganggu layanan 2G yang dipakai untuk telepon dan SMS. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Saat ini jaringan 4G LTE dari operator seluler GSM di Indonesia memanfaatkan spektrum frekuensi 900 MHz. Di masa depan, 4G LTE juga akan memanfaatkan 1.800 MHz. Keduanya adalah spektrum frekuensi yang selama ini digunakan untuk jaringan 2G yang melayani telepon dan SMS.

Dalam menyelenggarakan 4G LTE, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) akan memberlakukan teknologi netral. Teknologi netral memungkinkan operator telekomunikasi menggelar dua jaringan dalam satu rentang spektrum, misalnya 2G dan 4G bisa berjalan bersama di 1.800 MHz.

Namun, Kemenkominfo juga meminta agar layanan telepon dan SMS tidak terganggu walau sudah ada 4G LTE.

Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Kemenkominfo, Muhammad Budi Setiawan mengingatkan, bahwa pelanggan 2G di Indonesia masih sangat besar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Sekitar 70 persen pelanggan seluler masih pakai 2G,” ujar Budi saat dihubungi CNN Indonesia beberapa waktu lalu.

Budi menjelaskan, Kemenkominfo meminta rencana program operator dalam menyelenggarakan 4G LTE, dan memastikan agar 2G tidak terganggu. Operator juga harus lulus uji laik operasional (ULO) untuk 4G LTE, serta harus lulus sertifikasi perangkat.

“Kita akan lihat rencana kerja mereka, jangan sampai 2G terbengkalai. Mau dibawa ke mana 2G mereka?” lanjutnya.

Operator Telkomsel, mengaku sedang mempertimbangkan alokasi pelanggan 2G mereka di 1.800 MHz. Operator ini memiliki 90 juta pelanggan 2G di seluruh Indonesia.

“Ini harus dipertimbangkan akan dialokasikan kemana para pelanggan tersebut jika 1.800 MHz kemudian dinetralkan," kata Adita saat ditemui dalam acara peluncuran 4G LTE Telkomsel di Jakarta, Senin (8/12).
Menurut pengamat telekomunikasi Heru Sutadi dari Indonesia ICT Institute, gangguan yang mungkin akan dialami oleh operator seluler berlisensi GSM mungkin bisa datang dari operator CDMA.

Ia menjelaskan, GSM (dan 4G LTE) merupakan turunan dari teknologi 3GPP yang dirancang dan berlaku secara global bagi operator GSM, sedangkan CDMA berada di bawah teknologi 3GPP2 yang dirancang dan berlaku secara global bagi operator CDMA.

“GSM dan CDMA berbeda teknologi, dan ada potensi CDMA menganggu 3G serta teknologi evolusinya, termasuk mengganggu 4G LTE,” ujar Heru.

Gangguan yang dialami operator GSM dari operator CDMA sempat terjadi di Indonesia, di mana sinyal Axis (yang telah diakuisisi XL Axiata) di sektrum 2.100 MHz terganggu oleh sinyal Smart Telecom (Smartfren) yang memiliki frekuensi 1.900 MHz.
Dalam spektrum 900 MHz yang dipakai operator berlisensi GSM, perlu diperhatikan bahwa ia berdekatan spektrum 850 MHz yang dipakai Smartfren dan Esia di 850 MHz.

“Untuk mengantisipasi gangguan, operator yang memiliki frekuensi berdekatan memerlukan guardband sekitar 1,25 MHz dan kalau perlu juga pasang filter,” jelas Heru.

Heru menyarankan agar operator yang hendak memberlakukan teknologi netral untuk memakai turunan teknologi yang sama dalam satu rentang frekuensi.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER