Jakarta, CNN Indonesia -- Kemampuan anak-anak mencicip gula beragam. Ada yang sedikit saja sudah merasakan manis. Tapi ada yang perlu lebih banyak, baru kemudian merasakan manisnya gula.
Logikanya, mereka yang kurang mampu merasakan gula yang berpotensi jadi kegemukan, bukan? Soalnya, mereka akan mencicip banyak sebelum bisa merasakan manisnya gula.
Tapi sebuah penelitian terbaru membuktikan sebaliknya lho. Jadi, sebuah studi anyar yang dirilis oleh Monell Center, seperti dilansir Time, baru-baru ini, mendapati bahwa justru anak-anak yang mampu merasakan gula pada konsentrasi rendahlah yang berisiko jadi kegemukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penelitian itu melibatkan 216 anak-anak, berusia 7-14 tahun. Tiap anak dites sensitivitasnya terhadap sukrosa atau gula. Caranya, tiap-tiap mereka mencicip campuran air dan sukrosa dan ditanya, apakah merasakan sesuatu.
Bobot tubuh dan DNA anak-anak itu juga diuji untuk menemukan hubungannya dengan pencicipan mereka.
Menurut Danielle Reed, pemimpin studi itu, mereka memang berangkat dengan pemikiran bahwa anak-anak yang kurang sensitif terhadap gulalah yang berisiko jadi kegemukan. “Sebab mereka harus mengkonsumsi banyak untuk merasakan manisnya,” tuturnya.
Tapi hasil studinya berbeda dengan pandangan itu. Justru anak-anak yang kegemukanlah yang lebih sensitif terhadap gula. Artinya, sedikit saja, mereka sudah merasakan adanya gula.
Sayang, penelitian mereka belum sampai mencari tahu apa penyebabnya. Tapi para peneliti itu menduga, itu karena gula punya efek yang sangat kuat pada saraf di lidah, sehingga berpengaruh juga pada organ lain di tubuh. Gula diduga juga punya efek pada biologi dan metabolisme mereka yang sangat sensitif pada gula.