Sekolah adalah Rumah

Deddy Sinaga | CNN Indonesia
Jumat, 20 Mei 2016 14:51 WIB
Gambaran yang tepat bagi saya untuk mendefinisikan sekolah adalah rumah belajar, menggali ilmu, dan mengembangkan kemampuan. Menurut kamu?
Ilustrasi (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)
Tangerang, CNN Indonesia -- Sekolah umumnya diartikan sebagai lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Namun, gambaran yang tepat bagi saya untuk mendefinisikan sekolah adalah rumah belajar, menggali ilmu, dan mengembangkan kemampuan para generasi bangsa untuk mencapai cita-cita. Kenapa rumah? Karena rumah seharusnya jadi tempat yang nyaman dan tempat di mana kita selalu ingin kembali. Begitu juga sekolah seharusnya menjadi tempat yang menyenangkan untuk kita kembali, bukan kita hindari bahkan ditakuti.

Sekolah-sekolah di Indonesia perlu melakukan inovasi yang mampu membangun sekolah bagaikan rumah untuk para pelajar, di mana mereka dapat merasakan self-belonging pada sekolah yang mereka tempati. Dalam mewujudkan hal tersebut, menurut saya, elemen yang berperan penting dalam membangun suatu sekolah yang menyenangkan adalah guru dan orang tua.

Saat anak di rumah, peran terpenting orang tua adalah menjelaskan pada anak pentingnya sekolah untuk meraih masa depan mereka. Orang tua juga harus selalu memberikan perhatian dan dukugan pada anaknya bila ada hambatan-hambatan tertentu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat di sekolah, guru merupakan kunci utama dalam membangun sekolah yang menyenangkan. Perubahan perlu dilakukan pada kualitas guru di sekolah-sekolah di Indonesia. Kita bisa bercermin dari bagaimana perekrutan dan pelatihan guru di Finlandia yang menghasilkan kompetensi guru yang dihasilkan tinggi, bertoleransi dan komitmen pada keberhasilan murid melalui tanggung jawab pribadi.

Ini bisa dijadikan inspirasi bagi guru di Indonesia agar dapat berperan sebagai fasilitator yang berdedikasi tinggi dalam mengajar anak didiknya, sampai mencapai hasil belajar maksimal tiap anak didiknya. Guru juga harus mampu berperan sebagai sahabat yang dapat merangkul dan memotivasi semua anak didiknya dalam keadaan apapun di sekolah, sehingga guru dapat melenyapkan rasa takut, malas, dan cuek murid terhadap sekolah.

Kedua, adalah inovasi pada konsep belajar mengajar kreatif. Sistem belajar cenderung lebih teoritis dengan murid lebih fokus kepada guru (satu arah), sehingga sekolah terasa membosankan. Harusnya, konsep belajar mengajar lebih interaktif dan membuat anak berpikir kritis, serta didukung dengan langkah praktiknya. Ini berarti guru harus dapat membawa kreatifitas di semua pelajaran. Misalnya bisa dengan mengadakan kuis atau games yang relevan setelah menjelaskan teori.

Ketiga, perubahan pada kurikulum dan beban belajar siswa. Kurikulum di Indonesia memuat banyak sekali mata pelajaran untuk murid-murid, sehingga ini yang membuat siswa terlalu banyak “muatan” dan merasa terbebani untuk masuk sekolah. Kurikulum seharusnya memfokuskan pada mata pelajaran yang berkaitan dengan minat dan potensi anak agar mereka lebih leluasa dan terarah menggapai cita-citanya. Di sinilah orang tua juga berperan untuk tidak memaksakan kehendak sendiri dalam mengembangkan minat dan bakat anak, melainkan mendukung dan membimbing anak-anaknya mencapai cita-cita mereka.

Keempat, jadikan sekolah sebuah tempat yang ramah anak. Banyak kita temukan kasus-kasus kekerasan maupun pelecehan seksual pada anak di sekolah. Maka dari itu, seluruh bagian dan sistem sekolah harus dapat menjamin kesejahteraan anak muridnya, termasuk orang tua. Peran orangtua di sini adalah memberikan pendidikan moral yang tepat bagi anak dan mengawasi dan memberikan perhatian lebih terhadap anak.

Inovasi yang dilakukan tak perlu muluk-muluk asal bukan hanya wacana. Saya percaya bila ada tindakan yang nyata, maka ada perubahan yang nyata untuk menjadikan sekolah menjadi sebuah rumah pendidikan yang menyenangkan bagi para generasi bangsa.

#LombaMenulisHardiknas (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER