Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi kita manusia, tidur adalah sebuah kebutuhan. Tapi bagaimana dengan makhluk hidup lain? Apakah semua makhluk hidup tidur? Para ilmuwan juga masih bertanya-tanya terkait hal ini. Penyebab kenapa organisme butuh tidur juga masih belum jelas.
Persoalan tidur tak sesederhana yang kita pikir. Jadi mari kita mempelajari dulu sebenarnya apa sih yang didefinisikan sebagai tidur.
Seperti dilansir dari animals.howstuffworks.com, selama tertidur, biasanya ada penurunan aktivitas fisik dan respons terhadap rangsangan dari luar cenderung menurun. Setiap makhluk hidup memiliki cara atau sikap masing-masing saat tertidur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti manusia yang berbaring, kelelawar sambil tergantng terbalik, atau tidur sambil berdiri seperti yang dilakukan oleh kuda, jerapah, dan gajah. Saat tertidur, hewan juga akan mudah untuk terbangun, kecuali pada kondisi-kondisi khusus seperti ketika hewan berhibernasi atau saat koma.
Nampaknya setiap makhluk hidup memang melakukan tidur ya, meskipun dengan durasi yang berbeda-beda.
Jerapah tidur dengan durasi yang sangat sebentar. Mereka hanya tidur 30 menit perhari. Berbeda dengan kelelawar coklat (
brown bat) yang bisa tidur samai 20 jam perhari. Kebanyakan mamalia membutuhkan waktu tidur yang lebih panjang ketika mereka masih muda, meskipun bayi orca (paus pembunuh) dan bayi lumba-lumba hidung botol tidak tidur sama sekali pada beberapa bulan pertama kehidupannya.
Ada pula beberapa contoh hewan yang dapat berubah pola tidur normalnya karena alasan khusus tertentu. Seperti burung yang tengah melakukan migrasi, mereka bisa bertahan hidup meskipun dalam keadaan kurang tidur selama musim migrasi. Bedanya dengan kita, mereka tak akan ‘balas dendam’ untuk tidur selama mungkin setelah musim migrasi selesai.
Beberapa dari burung akan memejamkan mata mereka sejenak untuk tidur siang, itu pun durasinya tak lama. Atau mereka akan melakukan tidur
unihemispheric, yang menjaga mereka tetap waspada dengan lingkungan sekitarnya. Dalam metode tidur ini, sebagian otak akan berada pada kondisi beristirahat dan tidur, sedangkan sebagian otak lagi tetap aktif dan siap beraksi. Selain burung, metode ini juga kerap dilakukan para mamalia laut seperti paus dan lumba-lumba.
Pada hewan-hewan invertebrata maupun hewan-hewan kecil lainnya, mereka diteliti menggunakan teknik
electroencephalograms, yang mencari pola tanda EEG atau aktivitas listrik otak. Sehingga definisi tidur cenderung lebih fokus pada isyarat perilaku seperti aktivitas fisik, postur khas, siklus reguler, dan kembali ke aktivitas saat terbangun.
Ikan dan amfibia adalah jenis makhluk yang masih belum jelas apakah mereka benar-benar tidur, atau mereka hanya menunjukkan tanda-tanda istirahat. Di sisi lain serangga ternyata menyisihkan waktunya untuk tidur.
(ded/ded)