Jakarta, CNN Indonesia -- Anak-anak muda saat ini disinyalir rentan terhadap bahaya HIV dan AIDS. Apalagi, penyakit ini seperti fenomena gunung es, kasus yang muncul ke permukaan diyakini lebih kecil ketimbang yang sebenarnya.
“Minim juga informasi tentang HIV dan AIDS,” tutur Sukasto, Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademis SMA Labschool Rawamangun, di Jakarta, baru-baru ini.
Sukasto menilai, anak-anak sekolah perlu diberikan penyuluhan mengenai HIV dan AIDS. Di acara seperti itu tujuannya juga untuk selalu mengingatkan dan meningkatkan pemahaman siswa agar tidak terjerumus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu disambut Yayasan AIDS Indonesia, yang kemudian mengadakan penyuluhan tentang HIV dan AIDS di SMA Labschool Rawamangun. Ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dari Hari AIDS sedunia 2016 (HAS) yang bertemakan Kamu Punya Cerita.
Tema Kamu Punya Cerita ini bertujuan agar para siswa dapat sharing tentang informasi HIV dan AIDS kepada lingkungan terdekat mereka, baik teman maupun keluarga. Dengan subtema Semua Bisa Jadi Pahlawan bertujuan untuk memberikan pandangan dan mengurangi stigma negatif bahwa ODHA (Orang dengan HIV& AIDS) itu meresahkan.
“Sebenarnya gaya hidup anak sekarang masih dalam taraf wajar. Anak-anak SMA sudah lebih tenang. Nah, sedangkan SMP mereka lebih ingin mencari tahu sendiri. Walaupun mereka bisa membaca informasinya di internet, mereka mengabaikan. Dari kegiatan seperti inilah diharapkan agar dapat memberikan informasinya selain oleh keluarga,” ucap Saffa Inayati, penanggung jawab penyuluhan itu.
Menurut data, sejak 1978 sampai Maret 2016, kasus HIV di Indonesia sudah tercatat 198.219 kasus HIV dan 78.292 kasus AIDS.
Kegiatan penyuluhan dianggap sebagai strategi yang penting untuk menyikapi masalah itu. Selain penyuluhan, peran keluarga sangat berperan untuk menghambat dan memberikan informasi tentang kasus tersebut.
“Dari keluarga untuk bisa memberi informasi melalui sudut pandang agama, kalau dari sekolah bisa diperdalam melalui pelajaran, seperti olahraga, bimbingan konseling, dan biologi,” ujar Sukasto.
(ded/ded)