Guru versus "Guru Online"

Nirwana Sari | CNN Indonesia
Jumat, 25 Nov 2016 13:21 WIB
Guru dituntut untuk lebih mengikuti perkembangan agar tak ketinggalan oleh anak-anak didiknya, apalagi oleh berbagai aplikasi belajar online.
Foto: CNN Indonesia/Antara Photo/Nyoman Budhiana
Jakarta, CNN Indonesia -- Seiring zaman, profesi guru pun dituntut untuk lebih mengikuti perkembangan agar tak ketinggalan oleh anak-anak didiknya. Apalagi ketinggalan oleh berbagai aplikasi belajar online yang tersedia di dunia maya alias Internet.

Dian Permata Sari, Siswi SMAN 102 Jakarta, mengatakan ada banyak situs belajar online yang tersedia, untuk dimanfaatkan, selain sistem tatap muka.

Di Internet ada tuntutan belajar berbentuk video yang bisa diunduh dan diputar ulang di rumah. “Cara pengajarannya pun asyik, misalnya, bikin kita yang lagi belajar sambil ngeliat video itu enggak bosen. Walaupun dia menggunakan Internet sebagai medianya,” kata Dian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi memang pengajaran yang memanfaatkan Internet ini tak diterapkan pada semua kelompok umur. Contohnya untuk anak Sekolah Dasar. Anita Purwonegoro, mahasiswa Pendidikan Guru SD di UHAMKA mengatakan anak SD belum bisa dibebaskan berselancar di Internet.

“Buat anak SD yang belum bisa menyaring mana yang benar dan salah itu bisa bikin kesalahan dalam penangkapan konsep. Jadi, internet itu tidak selalu bagus untuk pembelajaran anak, kemudian situs belajar online pun bisa membuat anak hanya ingin mendapatkan hasil yang instan, tanpa mau bertanya dulu. Itu bisa membuat mereka tidak ada keinginan untuk mencari jawabannya sendiri,” kata Anita.

Jadi, kehadiran guru tetap penting. “Guru itu yang ngajar kita saat ini, kita yang lagi butuh ilmu buat diserap untuk ke depannya. Walaupun sekolah negeri itu sudah enggak bayar, semoga aja guru tuh enggak nyepelein dan memerhatikan lebih lagi muridnya,” kata Dian. ”Bukan hanya mengajarkan pelajaran, tapi juga mengajarkan yang dibutuhkan muridnya, misalnya untuk bertindak atau bersosialisasi.”

Bukan hanya di ruang kelas, guru diharapkan dapat membantu muridnya melahirkan pengetahuan yang lebih inovatif. Pencapaian yang dimiliki siswa pun menjadi bekal untuk kehidupan mereka bermasyarakat.

“Kalau guru itu harus mau memberikan tugas rumah, dan mengoreksinya. Jangan hanya memberikan tugas tapi hanya untuk dipajang. Kemudian, saat mengajar kalau bisa lebih sering pakai alat peraga. Dan kita sebagai calon guru, metode yang diajarkan jangan hanya dibuat untuk dalam ruang kelas juga, tetapi untuk pembelajaran di luar ruangan juga,” ucap Anita. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER