Jakarta, CNN Indonesia -- Gimana kalau kamu punya baju anti gerah? Pasti penggunaan pendingin ruangan atau AC di rumah dan tempat lain enggak akan boros!
Dikutip dari Stanford news, peneliti dari Standford University, Yi Cui, menciptakan bahan pakaian baru yang murah dan anti gerah. Yi Cui mengatakan bahwa bahan pakaian tersebut akan membantu menghemat energi akibat pemakaian pendingin ruangan.
"Kalau kamu bisa mendinginkan orangnya dan bukan gedungnya, maka itu akan menghemat energi," ujar Yi Cui.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada dasarnya, pakaian itu terbuat dari bahan polietilen, jenis plastik yang umumnya digunakan untuk membuat botol dan kantung. Untuk membuat bahan itu, Cui mencari lebih dulu bahan polietilen yang umumnya dipakai dalam pembuatan baterai.
Bahan itu punya karakteristik unik, tampak transparan bila dilihat dengan sinar inframerah, tetapi buram bila dilihat dengan sinar tampak. Dengan demikian, polietilen itu tidak transparan bagi mata manusia. Selanjutnya, bahan itu diolah dengan bahan kimia tertentu sehingga uap air dapat menembus pori-pori kecilnya.
Bagaimana bahan tersebut akan membebaskan manusia dari gerah?
Pakaian saat ini pada umumnya berbahan kapas. Bahan tersebut memang memiliki sifat menyerap keringat tetapi pada saat yang sama juga menjebak panas.
"40-60 persen panas dilepaskan dari tubuh dalam sinar inframerah," ujar Shanhui Fan yang juga terlibat riset tersebut.
Kebutuhan manusia untuk menghadapi cuaca dingin sudah terjawab. Ada bahan selimut tebal dan bahan lain yang menjebak radiasi panas dalam bentuk sinar inframerah dari tubuh. Sayangnya, tak ada studi tentang material yang bisa memungkinkan sinar inframerah lepas dari tubuh.
Riset Shanhui Fan, Yi Cui, dan rekannya menghasilkan material yang memungkinkan pelepasan radiasi panas dalam bentuk sinar inframerah. Alhasil, manusia bisa terbebas dari gerah tanpa perlu kipas angin dan pendingin ruangan.
Bila pakaian terbuat dari bahan tersebut, pemakainya dapat merasakan suhu sekitar 2 derajat lebih dingin daripada lingkungannya. Kini, peneliti akan melakukan riset lanjutan sehingga bahan bisa berwarna dan mirip dengan pakaian saat ini.
(rkh/rkh)