Jakarta, CNN Indonesia -- Jarak bukan menjadi penghalang untuk tetap berprestasi. Motto itulah yang terus dipegang teguh oleh ketiga mahasiswa dari Universitas Tadulako, Sulawesi Tengah: Faris Muhammad Gazali, Ryan Hankey Ranonto, dan Yogi Adam P.
Jauh-jauh dari Sulawesi Tengah, sesampainya di Jakarta mereka berhasil meraih juara pertama Olimpiade Sains Pertamina 2016 untuk kategori proyek sains.
Judul proyek sainsnya adalah “Biohydrogen Production by Utilizing Indigenous Hydrogen Producing Thermophilic Through Microorganism Isolated From Bora Village Hot Spring di Sulawesi Tengah”.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelompok yang diketuai oleh Faris Muhammad Gazali ini memproduksi biohidrogen dengan menggunakan bakteri thermofilik yang diisolasi dari mata air panas Desa Bora di Sulawesi Tengah.
Dengan mengisolasi bakteri dan mencoba memanfaatkan bakteri tersebut yang tahan terhadap panas yang sangat tinggi, yaitu 90 derajat Celcius, untuk menghasilkan biohidrogen.
Biohidrogen merupakan jenis energi baru yang sangat menjanjikan untuk dapat menggantikan bahan bakar fosil di masa depan.
Faris, sapaan akrabnya, mengaku sudah mempersiapkan proyek sains ini setahun sebelum dimulainya Pertamina Olimpiade Sains 2016. Dengan bekal ide dan kreativitas dari masing-masing anggota kelompoknya, mereka berhasil membuat proyek sains mereka dilirik dan dipuji oleh para juri.
Melalui beberapa tahap seleksi, Faris dan kedua temannya berhasil masuk nominasi 18 besar di kategori proyek sains dan menjadi pemenang juara 1 kategori sains.
Faris bercerita bahwa dirinya memang memiliki hobi bereksperimen dengan bakteri. Berbeda dengan kedua rekannya: Ryan dan Yogi. Ryan memiliki hobi robotika. Sedangkan Yogi hobi mengeksplorasi tanaman hayati.
“Kami bertiga memang aktif di Badan Riset Mahasiswa Universitas Tadulako Sulawesi Tengah, jadi kami memang senang dengan bidang sains, dan sering bereksperimen di bidang sains,” ujar Faris kepada CNN Student, pekan lalu.
Faris mengaku senang dapat mengikuti kompetisi ini. Selain berkompetisi, Faris dan seluruh finalis juga diajak untuk menikmati indahnya kota Jakarta dengan melihat Monas dan Kota tua.
Saat menerima hadiah, Faris mengatakan: “Kami bisa membuktikan bahwa kami dapat bersaing dengan universitas-universitas yang ada di Pulau Jawa.”
Hal ini yang menunjukkan keseriusan ketiga mahasiswa ini untuk terus berkarya dan berprestasi walaupun jarak kadang menjadi kendala.
Faris berharap, proyek sains ini dapat dikembangkan sehingga masyarakat khususnya masyarakat di Sulawesi Tengah dapat merasakan manfaat positifnya.
Ryan dan Yogi juga berpesan untuk pelajar di Indonesia, untuk terus mengembangkan ide dan kreativitasannya agar dapat berkarya dan menjadi pemenang di bidang yang diminati.
(ded/ded)