Bandung, CNN Indonesia -- Apa yang terlintas di benak anda saat mendengar sebuah istilah orientasi jurusan? Menyeramkan? Atau mungkin hal yang tidak menarik untuk diikuti?
Eits! jangan berpikiran negatif dulu. Ternyata kegiatan orientasi jurusan dapat dikemas dengan cara yang lebih menarik. Acara yang satu ini mungkin dapat mengubah pandangan kamu terhadap kegiatan orientasi.
Hiasan bambu yang di pasang seperti pagar membuat pemandangan Universitas Padjadjaran Kampus Jatinangor sore itu berbeda. Kampus yang terletak di Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor ini, lebih tepatnya di bagian gerbang keluar, terlihat yang cukup ramai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setidaknya ratusan mahasiswa memadati area itu. Beberapa tenda terlihat berjajar dan dipenuhi oleh para mahasiswa. Bendera warna-warni berbentuk segitiga kecil menghiasi tiap tenda. Ternyata sebuah bazar makanan dengan nama Agri’s Day Out sedang berlangsung baru-baru ini.
Acara ini dimulai sekitar pukul dua siang. Meski disiram hujan yang cukup deras, saat itu saya tetap melihat orang-orang lalu-lalang bergantian masuk dan keluar dari area acara tersebut.
Agri’s Day Out merupakan acara yang diselenggarakan oleh Himpunan Keprofesian Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Ketua pelaksana Agri’s Day Out, Naufal Fadlurahman mengatakan bahwa acara ini merupakan salah satu dari rangkaian orientasi jurusan agribisnis. “Ini merupakan bazar makanan dari temen-temen agribisnis 2016 dalam rangka orientasi jurusan atau kita sebutnya sebagai Latihan Dasar Keprofesian (LDK). Ini adalah rangkain dari LDK yang mereka jalani,” ujar Naufal.
Ditemani tetesan gerimis, saya berkeliling ke setiap tenda yang ada. Tenda-tenda tersebut menawarkan olahan makanan yang unik. Nama-nama yang digunakan untuk olahannya juga tak kalah unik. Salah satunya adalah “Bacokin” atau lengkapnya adalah bakso cilok masa kini. Bakso ini dibuat dari tepung kanji dan dicampur dengan buah naga sehingga memiliki warna merah keunguan. Kepulan asap dari setiap tenda menghasilkan aroma yang membuat saya tak kuasa jika tak mencobanya.
Makanan yang ditawarkan harganya pun cukup terjangkau. Berada di kisaran 10 ribu hingga 20 ribu rupiah, saya sudah dapat menikmati setiap menu yang ada di sini. Pilihan saya pun jatuh kepada “Botak Manis” atau lengkapnya adalah bola takoyaki manis. Cetakan bulat ala takoyaki (makanan asal daerah Kansai di Jepang, berbentuk bola-bola kecil dengan diameter 3-5 cm yang dibuat dari adonan tepung terigu diisi potongan gurita di dalamnya) sudah terpampang di tenda yang saya datangi. Namun seperti namanya, takoyaki yang saya coba ini tidak menawarkan rasa asin seperti takoyaki yang sesungguhnya.
Bergeser sedikit ke tenda selanjutnya, saya menemukan “Oke Oche”. Tentunya “Oke Oche” ini bukan soal program yang diusung pasangan gubernur di Pilkada DKI lalu. “Oke Oche” di sini adalah Oreo cake x oreo cheese. Dengan Rp10 ribu, saya bisa menikmati satu buah cup berisi cheesecake yang ditaburi oreo, meses, marshmallow, serta diberi selai stroberi. Bahan-bahan yang digunakan dalam olahan makanan ini pun tak sulit untuk didapat.
Selain tenda makanan, ada juga tenda yang menjajakan minuman untuk para pengunjung. Tenda yang lebih menarik lagi saya temukan di bagian paling ujung. Tumpukan kaleng disusun seperti piramida di atas meja. Para pengunjung yang ingin ikut bermain harus membayar Rp1.000. Mereka diharuskan untuk melempar bola yang sudah disediakan ke arah tumpukan kaleng dan menghancurkan piramida yang sudah dibentuk.
Jika berhasil, snack ringan sudah tersedia di meja sebagai hadiahnya. Untuk beberapa saat, saya berdiri di samping tenda untuk melihat orang-orang yang mengikuti permainan. Satu per satu dari mereka melemparkan bola ke arah tumpukan kaleng.
Menurut Naufal, di samping untuk memenuhi rangkaian kegiatan LDK, Agri’s Day Out ini juga berfungsi sebagai sosialisasi tentang apa itu pertanian, khususnya di bidang agribisnis kepada para mahasiswa baru serta masyarakat. “Kami sedih selama ini di pertanian itu dianggapnya cuma jadi kuli, jadi petani. Padahal jauh lebih luas. Kita pengen mengarahkan mereka jadi orang-orang inovatif,” ungkap Naufal.
Makanan serta minuman yang dihadirkan di bazar ini merupakan hasil inovasi tiap kelompok LDK. Menurut Naufal, yang penting adalah inovasi. “Di sini mereka bebas berkreasi” ujar Naufal.
Sembari menghabiskan makanan yang sudah saya beli, saya juga disuguhi iringan lagu yang dibawakan oleh para mahasiwa fakultas pertanian tersebut. Mereka membawakan lagu-lagu dengan nuansa akustik. Dila, salah satu pengunjung yang datang ke acara ini mengaku cukup senang.
“Lucu-lucu ide makanannya, engga kepikiran bikin yang seperti itu” ujar Dila. Tetesan hujan tetap membasahi hingga acara semakin dekat ke penghujung. Diiringi tetes hujan, dengan perut kenyang saya pun pergi mengambil langkah pulang.