Jakarta, CNN Indonesia -- Dari Pondok Modern Darussalam Gontor. Cerita kecil tentang masa ujian di institusi pendidikan yang punya sistem yang sudah mengakar kuat itu.
Bulan-bulan Oktober sampai November ini adalah babak pertarungan bagi para santri di Gontor. Mereka akan mengikuti masa ujian yang berat, sebab terdiri dari ujian lisan dan tulisan.
Bagi santri santrinya, masa-masa ini merupakan momentum untuk ujian mental, raga, otak dan pikiran. Di sana tidak kenal menyontek. Apapun jadinya adalah hasil kerja keras sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu di manakah peran sang guru? Para guru yang telah enam bulan mentransfer ilmu kepada mereka mulai memotivasi mereka dengan berbagai hal yang biasa dilakukan, melalui bimbingan setelah belajar malam dan sebagainya.
Rasa was-was juga meliputi sang guru, sembari mereka mendoakan sang murid agar dimudahkan saat ujian.
Tidak ada sogokan dan bayaran dalam setiap aktivitas mengajar hingga sebagai penguji. Sang guru pun terlibat dalam kesuksesan ujian di Gontor.
Dimulai ketika ujian lisan. Peran guru ialah sebagai penguji. Ujian dimulai tepat pukul 07.00 hingga dzuhur menjelang pukul 12.00 WIB.
Lalu ketika ujian tulis tiba, guru juga menjadi pengawas para santri. Lalu apakah mereka dibayar? Jawabannya tidak. Prinsip keikhlasan telah mengakar kuat dalam diri mereka.
Pada saat itulah semua pekerjaan bukan hanya mencari materi tapi seberapa besar pekerjaan itu bisa memberikan sebesar-besarnya manfaat kepada semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan ujian ini.
Apa hubungannya dengan guru sejati? Sebab mereka tidak hanya mengajar dalam ruang lingkup pesantren ini, tapi para guru juga membimbing dan mendidik santri, menyelenggarakan semua kegiatan belajar-mengajar, hingga ujian tiba tanpa mengharap materi.
Akankah kita bisa meniru mereka?
(ded/ded)