Jakarta, CNN Indonesia -- Difteri termasuk salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan imunisasi terhadap difteri termasuk ke dalam program imunisasi wajib pemerintah. Imunisasi difteri yang dikombinasikan dengan batuk rejan dan tetanus ini disebut dengan imunisasi DTP.
Sebelum usia 1 tahun, anak diwajibkan mendapat 3 kali imunisasi DTP. Cakupan anak-anak yang mendapat imunisasi DTP sampai dengan 3 kali di Indonesia, pada tahun 2016, sebesar 84 persen. Jumlahnya menurun jika dibandingkan dengan cakupan DTP yang pertama, yaitu 90 persen.
Langkah pencegahan paling efektif untuk penyakit ini adalah dengan vaksin. Pencegahan difteri tergabung dalam vaksin DTP. Vaksin ini meliputi difteri, tetanus, dan pertusis atau batuk rejan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vaksin DTP termasuk dalam imunisasi wajib bagi anak-anak di Indonesia. Pemberian vaksin ini dilakukan 5 kali pada saat anak berusia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, satu setengah tahun, dan lima tahun. Selanjutnya dapat diberikan booster dengan vaksin sejenis (Tdap/Td) pada usia 10 tahun dan 18 tahun. Vaksin Td dapat diulangi setiap 10 tahun untuk memberikan perlindungan yang optimal.
Apabila imunisasi DTP terlambat diberikan, imunisasi kejaran yang diberikan tidak akan mengulang dari awal. Bagi anak di bawah usia 7 tahun yang belum melakukan imunisasi DTP atau melakukan imunisasi yang tidak lengkap, masih dapat diberikan imunisasi kejaran dengan jadwal sesuai anjuran dokter anak Anda. Namun bagi mereka yang sudah berusia 7 tahun dan belum lengkap melakukan vaksin DTP, terdapat vaksin sejenis yang bernama Tdap untuk diberikan.
Sekolah Avicenna pada Selasa,13 Februari 2018 kemarin sudah melaksanakan Outbreak Response Immunization (ORI) Difteri dose pertama. Kegiatan ini dibantu pelaksanaannya oleh TIM Puskesmas kecamatan Jagakarsa dan Kelurahan Jagakarsa 2 yang keren
abis.
Dengan unit Sekolah Avicenna yg terdiri dari unit TK, SD, SMP, dan SMA berhasil dicakup semua dalam satu hari. Tidak lupa ada dr. Evri, Sp.A yang turut membantu pelaksanaan dan pemeriksaan anak yang sakit sebelum diimunisasi.
Kegiatan ini diawali dengan pembukaan vaksin dan penjelasannya yang disaksikan oleh Kepala Sekolah dan wakilnya dari unit TK, SD, SMP, dan SMA. Suster Woro menjelaskan jenis vaksin yg akan diberikan, dosis dan tanggal kadaluarsa dari vaksin tersebut.
Ini adalah salah satu bentuk kepedulian sekolah terhadap kesehatan anak didik. Dengan kondisi tubuh yang sehat dan kuat tentu anak akan merasa nyaman ketika melakukan kegiatan belajar. Bukan hanya terhadap siswa dan siswi, rasa peduli ini juga kita tunjukan kepada guru serta karyawan sekolah.
(ded/ded)