Serunya Adu Debat Bahasa Inggris Model PBB

Muhammad Arlingga Makarim | CNN Indonesia
Sabtu, 24 Feb 2018 13:36 WIB
Sebagai bagian dari program ACEX 2018, SMP Labschool Kebayoran menggelar lomba debat menggunakan model PBB. Simak serunya.
Foto: OpenClipArt-Vectors/Pixabay
Jakarta, CNN Indonesia -- Siang itu, beberapa panitia ACEX 2018 terlihat sibuk. Mereka tampak sedang menyiapkan suatu acara yang sebentar lagi akan diselenggarakan. Beberapa di antara mereka sedang memasang spanduk besar. Spanduk itu bertuliskan "SKYMUN". Ya, pada hari Rabu (21/2), adalah penyelenggaraan SKYMUN.

Apa itu SKYMUN? SKYMUN atau Labschool Kebayoran Model United Nations adalah sebuah lomba debat berbahasa Inggris yang diselenggarakan oleh SMP Labschool Kebayoran. Pada perlombaan ini, para peserta dikondisikan berdebat layaknya di PBB. Oleh karena itu lomba ini disebut Model United Nations yang berarti model Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Kegiatan ini turut mengundang sekolah lain selain SMP Labschool Kebayoran. Pada tahun ini, perlombaan diikuti oleh SMP Labschool Kebayoran dan SMP Madina Islamic School. "Lomba ini bertujuan untuk meningkatkan rasa wawasan global, melatih kemampuan berbahasa Inggris, dan mengenalkan Model United Nations ke audiens SMP," ujar Noor Adiza Daradjatun, ketua panitia SKYMUN 2018.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara teknis, lomba ini dibagi menjadi dua sesi yang berdasarkan tema yang diberikan. Tema yang diberikan adalah "Human dependency on technology" dan "Zoo ethics". Menurut Noor Adiza, tema ini dipilih berdasarkan isu berita terkini.

Setiap sekolah yang mengikuti perlombaan ini wajib mengirim satu tim yang berisi tiga orang murid SMP. Tim-tim perwakilan sekolah ini akan berperan sebagai delegasi dari negara tertentu yang sudah diundi terlebih dahulu oleh panitia.

Setiap tim akan dinilai oleh dua juri. Kriteria-kriteria yang dinilai oleh juri meliputi konten argumen, kemampuan berbicara, sikap, dan strategi. Dua juri ini adalah Mr. Aren Fox dari Inggris dan Ms. Lauren dari Afrika Selatan.

Pada awal sesi, setiap tim dipersilahkan untuk mempresentasikan opini mereka tentang tema yang diberikan. Setelah kedua tim mempresentasikan opini masing-masing, tim lawan akan mendebat pernyataan tim tersebut dan tim yang didebat boleh merespons argumen tim pendebatnya. Setiap sesi berakhir jika salah satu tim menolak untuk merespons argumen lawannya atau waktu yang diberikan panitia sudah habis.

Pada perlombaan kemarin, perdebatan berlangsung sengit. Masing-masing tim dari SMP Labschool Kebayoran yang memerankan delegasi China dan SMP Madina Islamic School yang memerankan delegasi Perancis sama-sama memiliki argumen yang sangat kuat.

Pada sesi pertama, para peserta diberikan tema "Human Dependency on Technology" dan tim SMP Madina Islamic School diberikan kesempatan untuk mempresentasikan opini mereka terlebih dahulu. Setelah perdebatan yang sengit, akhirnya sesi pertama berakhir karena tim SMP Labschool Kebayoran menolak untuk merespons tim SMP Madina Islamic School.

Pada sesi kedua, tema yang diberikan adalah "Zoo Ethics". Tim SMP Labschool Kebayoran dipersilahkan untuk mempresentasikan opini mereka terlebih dahulu. Tim Labschool yang memerankan delegasi China mengemukakan bahwa negara mereka sangat melindungi etika-etika binatang. Begitu juga tim Madina Islamic School. Mereka berdebat tentang negara siapa yang lebih melindungi binatang.

Pada akhirnya, sesi ini berakhir karena waktu yang sudah ditentukan oleh panitia sudah habis. Para juri pun menghitung penilaian mereka. Pada akhirnya, dengan selisih poin yang sangat tipis, yaitu tujuh poin, perlombaan dimenangkan oleh SMP Labschool Kebayoran.

Walau begitu, menurut Ms. Lauren, kedua tim sudah menunjukkan kemampuan berbicara yang bagus dan argumen yang kuat. Bahkan menurut Mr. Aren Fox, kedua tim sudah menunjukkan argumen yang fantastis dan sangat kuat.

"Gugup," kata Muhammad Galih Muiz, seorang peserta dari SMP Madina Islamic School, mengenai apa yang dia rasakan saat bertanding. Ya, mungkin kata tersebut yang dapat mewakili perasaan para peserta.

Menurut Rizqi Lazuardi, peserta lain dari Madina Islamic School, lomba ini merupakan lomba yang estetik. Di samping perdebatan itu, setiap tim selalu menjunjung tinggi nilai sportivitas. Hal ini ditunjukkan dengan berakhirnya perlombaan dengan salam dan berbincang santai di antara sesama peserta. (ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER