Jayapura, CNN Indonesia -- Bandara Sentani terletak di Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura. Bandara ini merupakan pintu gerbang udara utama Papua dan melayani penerbangan menuju ke kota-kota besar di Indonesia. Bandara ini juga melayani penerbangan perintis ke pedalaman Papua.
Bandara Sentani merupakan perkembangan dari lapangan terbang militer Jepang yang dibuat pada Perang Dunia II. Angkatan Udara Jepang pada waktu itu menempatkan 139 pesawat pengebom dan 125 pesawat tempur di lapangan terbang Sentani. Pesawat-pesawat Jepang ini dibariskan berjajar dengan ujung-ujung sayap berdekatan.
Lapangan terbang Sentani berhasil direbut Amerika pada 22 April 1944. Pada pertempuran ini, pesawat tempur Amerika berhasil menghancurkan 199 pesawat Jepang yang terparkir di landasan. Amerika hanya kehilangan empat pesawat tempurnya. Sisa pesawat Jepang yang selamat ditarik ke Sarmi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keberhasilan ini dirayakan ala Amerika oleh Jenderal Mac Arthur dan para stafnya yaitu dengan minum es krim soda. Tentara Amerika melibatkan insinyur teknik untuk mengecek permukaan lapangan terbang Sentani yang ditinggalkan Jepang.
Mereka sangat kecewa, karena Jepang membuat landasan terbang dalam waktu singkat, dan hanya dikhususkan untuk pesawat Zero milik Jepang yang memiliki berat sekitar 2,7 ton. Oleh Jepang, lapangan terbang Sentani dibuat dengan cara dikeringkan secara buruk dan sulit bagi pesawat pengebom bermuatan penuh untuk tidak mengenai perbukitan Cycloops pada saat lepas landas.
Para insinyur Amerika ditugaskan untuk membuat landasan baru di areal bekas lapangan terbang Jepang. Landasan baru ini harus lebih baik dan mampu dipergunakan oleh pesawat Amerika yang beratnya sepuluh kali lipat pesawat Zero Jepang. Landasan ini diperkeras dan dibuat lebih luas agar bisa didarati oleh pesawat pengebom berbadan panjang B29 Superfortress.
Setelah Perang Dunia II, lapangan terbang Sentani dikuasai Belanda hingga tahun 1962. Lapangan terbang ini oleh Belanda dipergunakan sebagai lapangan terbang pesawat komersil maupun pesawat tempur.
Setelah Belanda meninggalkan Papua, pemerintah Indonesia mengelola bandara Sentani. Landasan terbang diperpanjang serta dibuat fasilitas-fasilitas pendukung bandara.
(ded/ded)