Majas litotes merupakan salah satu gaya bahasa yang dapat terlihat atau terdengar dalam kegiatan sehari-hari.
Majas yang biasa disebut sebagai hiperbola negatif ini biasanya menyatakan sesuatu dengan memperkecil atau memperhalus keadaan, seperti mengutip Buku Menulis Kreatif karya Fajar Junaedi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum membahas mengenai majas litotes, ada baiknya untuk kita memahami dahulu arti majas.
![]() |
Melansir Buku Pintar Peribahasa Indonesia karya Kiftiawati dan Endry Sulistyo, majas merupakan cara pengungkapan perasaan atau pikiran dengan bahasa yang sedemikian rupa sehingga kesan dan efeknya terhadap pembaca atau pendengar dapat dicapai semaksimal dan seefektif mungkin.
Ada empat macam majas yaitu majas perbandingan, pertentangan, sindiran, dan penegasan. Litotes termasuk dalam majas pertentangan.
Selain litotes, majas pertentangan memiliki majas paradoks, hiperbola, antitesis, metafora, personifikasi, dan lainnya.
Lantas, apa yang dimaksud dengan majas litotes?
Berdasarkan Buku Ultra Lengkap Peribahasa Indonesia, Majas Plus Pantun, Puisi dan Kata Baku Bahasa Indonesia karya Nur Indah Sholikhati, S.Pd, M.Pd, litotes merupakan salah satu majas pertentangan yang melukiskan keadaan dengan kata-kata yang berlawanan artinya dengan kenyataan.
Majas ini juga dapat diartikan sebagai ungkapan mengecilkan fakta. Tujuannya, menjaga kesopanan atau menghaluskan.
Berdasarkan Buku Sukses UN Bahasa Indonesia SMP 2009 oleh Rika Lestari, majas ini melukiskan keadaan dengan kata-kata yang berlawanan dari kenyataan guna merendahkan diri.
Sederhananya, litotes menyatakan sesuatu yang bernilai positif dengan bentuk negatif, sebab mengungkapkan sesuatu dengan cara negatif itulah majas ini disebut hiperbola negatif.
Berikut ini beberapa contoh kalimat bermajas litotes yang telah kami rangkum:
Lihat Juga : |
Demikian penjelasan majas litotes dan contohnya yang mungkin ingin kamu ketahui.
(glo/juh)