Magnet adalah benda yang dapat menarik benda-benda yang memiliki sifat magnetis. Magnet dikenal juga dengan sebutan besi sembrani.
Beberapa jenis magnet terbentuk secara alami, tapi magnet yang kerap ditemui sehari-hari umumnya merupakan buatan manusia. Berikut cara membuat dan menyimpan magnet.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Magnet berasal dari kata magnitis lithos yang dalam bahasa Yunani berarti batu Magnesian.
Batu Magnesian merupakan batuan yang banyak ditemukan di wilayah Magnesia, sebuah wilayah di Yunani yang kini bernama Manisa dan menjadi wilayah Turki.
Batu Magnesian banyak ditemukan di Gunung Ida yang merupakan magnet alami. Sebab, batu Magnesian di Gunung Ida dapat menarik benda-benda dari besi di sekitarnya.
Maka dari itu, istilah magnet digunakan pada benda yang dapat menarik benda-benda tertentu. Hal ini karena magnet memiliki kekuatan yang berasal dari gaya magnet.
Dikutip dari e-Modul Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VI Paket A, ada dua jenis magnet, yakni magnet alami dan buatan.
Dalam proses terjadinya magnet alami, tidak ada campur tangan manusia. Contohnya adalah Gunung Ida di Magnesia.
Batuan di gunung tersebut terbukti dapat menarik benda-benda yang ada di sekitarnya.
Magnet buatan tercipta atas campur tangan manusia dengan menggunakan bahan magnetik yang kuat seperti besi dan baja.
Ada dua jenis magnet buatan:
Siapa pun bisa mencoba untuk membuat magnet buatan. Kamu hanya perlu ketelitian dan alat-alat untuk mendapatkan magnet yang diinginkan.
Terdapat tiga cara untuk membuat magnet yakni dengan cara digosok, induksi, dan elektromagnet. Berikut penjelasannya:
Cara membuat magnet yang pertama adalah dengan digosok. Kamu perlu menyediakan magnet dan besi atau baja. Kemudian, gosokkan magnet tersebut pada sepotong besi atau baja secara berulang dan searah.
Hasilnya, besi akan memiliki sifat magnet sedangkan magnet aslinya akan kehilangan sifatnya. Besi merupakan benda yang mudah untuk dibuat magnet tetapi hanya bersifat sementara.
Sementara baja termasuk benda yang sulit dijadikan magnet. Namun ketika sudah melalui proses gosok dan menjadi magnet, sifat kemagnetannya akan sulit hilang.
Jika suatu benda dapat mempertahankan sifat kemagnetannya dalam jangka waktu lama disebut magnet permanen.
Cara induksi dilakukan dengan mendekatkan atau menempelkan bahan feromagnetik ke sebuah magnet.
Sebuah besi atau baja yang bukan magnet akan menjadi magnet jika didekatkan dengan besi atau baja yang bersifat magnet.
Contoh, paku besar yang didekatkan pada salah satu kutub magnet akan menarik paku kecil untuk menempel padanya.
Hal itu disebabkan oleh paku besar yang berada dalam medan magnet terkena induksi sehingga memiliki sifat magnet.
Pembuatan dengan cara elektromagnet atau menggunakan arus listrik dapat dilakukan dengan melilitkan kawat beremail atau yang biasa dipakai pada lilitan trafo pada bahan yang akan dibuat magnet.
Setelah itu kedua ujung kawat dihubungkan ke sumber arus listrik. Makin besar arus yang dihasilkan maka magnet yang terbentuk akan semakin kuat.
Jika bahan yang akan dibuat magnet menggunakan baja akan diperoleh magnet tetap.
Namun jika dari besi akan bertahan selama bahan tersebut dialiri arus listrik. Setelah arus listrik diputus, besi akan kehilangan sifat kemagnetannya.
Kelebihan membuat magnet dengan cara elektromagnet antara lain:
Lihat Juga : |
Untuk menjaga daya tarik magnet tetap kuat, kamu perlu menyimpannya dengan benar. Berikut cara menyimpan magnet yang benar.
Demikian pengertian, jenis, cara membuat magnet, dan cara menyimpan magnet untuk kamu pelajari. Semoga bermanfaat!
(glo/fef)